Anak pertama saya sempat dianggap kurang gizi ketika berusia 1 tahun. Penyebabnya ya... karena tubuhnya yang agak kecil dan beratnya yang di bawah kurva ideal.
Waktu itu, kondisi ekonomi keluarga kami memang sedang belum ideal. Ditambah lagi, anak pertama kami ini lahir prematur dan BBLR.
Pas di saranin buat berkonsultasi ke ahli gizi di Puskesmas, saya langsung berkonsultasi dan mendapatkan beberapa saran untuk menaikkan berat badan anak.
Beberapa saran ahli gizi kepada saya untuk menaikkan berat badan anak waktu itu diantaranya adalah:
- Saya harus menambahkan lemak sehat ke menu makanan anak, misalnya dari buah alpukat
- Menambah frekuensi makan. Tapi karena kapasitas perut anak masih terlalu kecil, maka saran ahli gizi, saya harus memberikan anak makan lebih sering. Jadi selain memberikan makanan utama tiga kali sehari, saya juga menambahkan cemilan dua atau tiga kali per hari
- Saya juga diminta untuk memberikan anak makanan-makanan yang tinggi kalori dan nutrisi seperti kentang dan susu
- Untuk susu, waktu itu saya memilih susu tinggi kalori selain terus memberikan ASI
- Di samping itu, saya juga mencoba memberikan protein berkualitas dari daging ayam dan telur dalam bentuk bubur
- Ahli gizi juga meminta saya untuk memastikan anak tidur cukup setiap hari antara 11 hingga 14 jam, dengan durasi tidur di malam hari antara 09.00 sampai 10 jam
Dengan mengikuti anjuran ahli gizi tersebut, di rentang usia 2-6 tahun anak pertama saya sudah memiliki berat badan yang ideal.
Ya, berbagai saran ahli gizi dari puskesmas tersebut coba saya ikuti karena saya ingin anak saya tumbuh sehat dan normal, sembari memantau perkembangan berat dan juga tinggi tubuh mereka pakai buku KIA dengan rutin menimbang anak di Posyandu.
Mengapa Menjaga Berat Badan Ideal Anak Itu Penting?
Setiap anak tumbuh dengan kecepatan yang berbeda-beda karena faktor genetik, lingkungan, dan asupan nutrisi. Oleh karena itu, perbedaan dalam tinggi dan berat badan antar anak yang satu dengan anak yang lain adalah hal yang wajar.
Namun, pertumbuhan anak tetap harus dipantau secara rutin. Salah satu caranya adalah dengan mengikuti kurva pertumbuhan yang ada di buku KIA.
Memantau pertumbuhan anak melalui kurva pertumbuhan yang ada di buku KIA adalah cara paling mudah untuk memantau asupan gizi anak. Pasalnya, berat badan maupun tinggi badan mereka sangat ditentukan oleh asupan gizi sehari-hari, di samping beberapa faktor lain seperti faktor genetik dan lingkungan.
Akan tetapi, pengaruh gizi terhadap pertumbuhan dan berat badan anak sangat signifikan. Sehingga, jika anak mengalami kekurangan gizi maka, hal tersebut bisa langsung berpengaruh kepada pertumbuhan fisik dan juga berat badannya.
Dampak Kelebihan atau Kekurangan Berat Badan pada Anak
Kelebihan dan kekurangan berat badan, keduanya memiliki konsekuensi sendiri-sendiri. Berikut adalah beberapa dampak kelebihan dan kekurangan berat badan selama anak berada pada masa pertumbuhan.
1. Dampak Kekurangan Berat Badan
Anak yang kekurangan berat badan umumnya disebabkan akibat kurang gizi sehingga sangat rentan terhadap infeksi dan penyakit karena imun tubuhnya yang tidak kuat.
Selain itu, kekurangan berat badan juga bisa mempengaruhi perkembangan otak anak sehingga mempengaruhi kemampuan belajar dan konsentrasinya.
Konsekuensi lain yang mungkin dialami oleh anak adalah, pertumbuhannya akan melambat. Bisa dilihat secara fisik dari tinggi badannya atau massa ototnya.
Tidak hanya itu, anak-anak juga mungkin akan mengalami masalah kepadatan tulang sehingga tulangnya mudah patah.
Selain pengaruh langsung terhadap fisik anak, kekurangan berat badan selama masa pertumbuhan juga bisa membuat anak mengalami ketidakstabilan emosi. Jadi, anak-anak yang kekurangan berat badan cenderung lebih mudah marah, gampang murung, sering cemas, dan mudah lelah.
2. Dampak Kelebihan Berat Badan
Banyak orang yang menganggap anak yang gemuk banget adalah anak yang sehat dan lucu. Padahal, ada resiko kesehatan yang perlu diwaspadai jika anak-anak mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
Dikutip dari Mayoklinic, berikut adalah 4 resiko yang mungkin dialami oleh anak dengan obesitas.
- Beresiko mengalami diabetes tipe 2. Ya, Penyakit ini tidak hanya dialami oleh orang dewasa, tapi bisa juga dialami sejak usia anak-anak, apabila mereka kelebihan berat badan.
- Tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi. Kondisi kesehatan yang satu ini biasanya dipengaruhi oleh pola makan.
- Nyeri sendi akibat tekanan yang berlebihan pada pinggul dan lutut
- Gangguan pernapasan seperti asma
Anak yang kegemukan juga cenderung nggak percaya diri dan mudah depresi akibat ejekan atau perundungan dari teman-temannya
Tips Menjaga Berat Badan Anak 6 Tahun agar Tetap Ideal dan Sehat
BB ideal anak 6 tahun berkisar antara 15.3 kg–27.8 kg untuk anak laki-laki, dan 15.9 kg–27.1 kg untuk anak perempuan.
Menjaga berat badan anak usia 6 tahun agar tetap pada kurva yang ideal dan sehat itu gampang-gampang susah. Karena ada banyak faktor yang mempengaruhi.
Pengalaman saya dalam mempertahankan berat badan ideal anak usia 6 tahun saya mulai dari, memperhatikan porsi makannya. Jangan sampai terlalu banyak nasi sehingga tidak ada ruang di perut untuk makanan bergizi seperti sayur dan buah.
Sebaliknya. Untuk mencegah agar anak tidak kehilangan nafsu makan, saya sering bereksperimen dengan berbagai menu makanan sejak anak mulai mengkonsumsi makanan-makanan padat.
Jadi, ada banyak opsi menu makanan yang bisa saya sajikan untuk menggugah selera anak.
Sebaliknya, untuk mencegah agar anak tidak mengalami obesitas, saya selalu menyarankan anak-anak untuk lebih banyak bermain di luar ruangan daripada bermain di dalam rumah.
Supaya anak-anak suka main di luar rumah, saya sengaja membatasi waktu bermain gadget hanya pada jam-jam tertentu. Misalnya, ketika jam-jam di mana mereka lebih baik tinggal di rumah, seperti ketika matahari sedang terik-teriknya.
Saya juga selalu berusaha untuk memastikan anak tidur cukup pada malam hari dan juga siang hari. Idealnya, anak usia 6 tahun harus memiliki waktu tidur antara 10 – 12 jam per hari.
Saya juga selalu membatasi makanan atau minuman tinggi gula dan makanan cepat saji. Selain membatasinya di rumah, saya juga membatasinya di sekolah dengan tidak memberi anak uang jajan terlalu banyak.
Penutup: Cara Menjaga Berat Badan Anak 6 Tahun agar Tetap Ideal
Ingat! setiap anak memiliki kecepatan tumbuh yang berbeda-beda. Jadi, kita sebagai orangtua tidak perlu panik jika anak kekurangan atau kelebihan berat badan. Yang penting, kita mau berkonsultasi dengan ahli gizi dan mau menerapkan saran-saran mereka.
Dengan begitu, kita akan lebih mudah menjaga berat badan anak 6 tahun agar tetap ideal dan sehat. Dalam menjalankan saran ahli gizi, kita perlu sedikit agak lebih fleksibel agar kita sebagai orang tua dan anak tidak mengalami stres.
Berdasarkan pengalaman saya pribadi, menjaga berat badan anak agar tetap ideal sangat dipengaruhi oleh asupan gizi yang seimbang, serta rajin ajak anak-anak main di luar.
Terapkan juga pola hidup yang teratur dan ciptakan lingkungan yang mendukung. Selain bermanfaat untuk menjaga berat badan mereka, pola hidup yang sehat dan lingkungan yang mendukung juga sangat baik untuk tumbuh kembang anak.
Posting Komentar
Posting Komentar