"Pikiran yang tenang membawa kekuatan batin dan rasa percaya diri sehingga itu sangat penting untuk kesehatan yang baik.” – Dalai Lama XIV
Entah kenapa hari ini rasanya sumpek banget! Badan kok rasanya capek, kepala pusing, mata panas dan gatal, plus alergiku yang bikin hidung meler juga lagi kambuh. What's wrong with me?
Apa ada diantara kalian yang pernah ngerasain kondisi seperti yang aku rasain ini? Rasanya itu... kayak badan sakit semua, perasaan nggak enak, bad mood, mager, dan bawaanya pengen uring-uringan sepanjang hari.
Nah, beberapa waktu belakangan ini, aku suka ngerasa kayak gini, dan perasaan ini, mengganggu banget.
Aku ngerasa kalau hidupku ini nggak buat aku. Rasanya itu seperti... Hidupku ini cuma buat orang lain. Energiku habis buat ngeladenin orang-orang. Buat mikirin masalah orang lain. Seolah-olah untuk aku sendiri itu nggak ada waktu!
Memang sih, kehidupan ibu rumah tangga itu super sibuk sampai-sampai nggak ada waktu buat diri sendiri.
Ditambah lagi, aktivitas yang dilakukan, ya... aktivitas yang itu-itu aja, begitu-begitu aja, dan kadang jauh banget dari hobi atau hal-hal yang kita sukai.
Belum lagi kalau kita udah ngerasa, seolah-olah, apa-apa kok selalu aku sendiri yang ngerjain? Nggak ada yang mau bantuin. Hiks...
Itu sama aja kayak semua beban. Semua tugas rumah. Mulai dari yang berat sampai yang ringan. Semuanya... Semuanya dibebankan ke aku. Semuanya harus aku yang ngerjain. Sampai-sampai nggak ada waktu untuk diri aku sendiri.
Belum lagi kalau kita merangkap jadi bendahara keluarga yang harus mikirin tagihan rutin, mengatur uang dapur, bayar sekolah, dll.
Sepanjang hari, sepanjang minggu bahkan sepanjang tahun seolah tak ada hari libur. Nggak ada waktu buat nyenengin diri sendiri. It feels like, “no time” for “me time.”
Yeah! That's me! That's what I feel everyday. Can you imagine if it was you?
Dan, pertanyaanya adalah... “Bagaimana aku bisa mempertahankan ‘kewarasanku’ sampai saat ini?”
Well, bagi saya, pandai-pandai mengolah emosi dan memperbaiki mood adalah jalan satu-satunya cara agar pikiran kita sebagai ibu rumah tangga tetap “waras.”
Cara Mengolah Emosi dan Memperbaiki Mood
Ini adalah beberapa cara yang sering aku terapin ke diri sendiri untuk mengolah emosi dan memperbaiki mood saat beban hidup terasa begitu berat.
#1 Dekatkan Diri Kepada Allah
Memang cara ini wajib banget ditaruh paling atas, karena segala sesuatu yang terjadi atas kita adalah sebuah takdir yang harus dijalani dengan baik.
Entah itu, perasaan nggak enak, perasaan bahagia, atau bahkan perasaan emosi, semua itu adalah sebuah takdir jika sudah terjadi kepada kita.
Percaya nggak, ketika kita menerima sebuah masalah dengan perasaan ikhlas dan ridho, maka semua akan terasa lebih ringan. Jangan lupa juga untuk memasrahkan diri sama Allah dan jangan menyalahkan diri sendiri saat apa yang kita rencanakan tidak sesuai ekspektasi.
#2 Seminggu Sekali atau Sebulan Sekali, Wajib Ada “Me Time”
Setidaknya seminggu sekali atau sebulan sekali, aku pasti akan meluangkan waktu untuk “me time.”
Saat “me time” aku benar-benar fokus pada kebutuhan dan keinginan pribadiku, tanpa gangguan pekerjaan, tanggung jawab, atau tuntutan apapun.
Me time-ku biasanya aku isi dengan berbagai aktivitas sederhana seperti, manjain diri atau perawatan, membaca buku favorit, movie marathon, atau sekadar duduk menikmati secangkir minuman kesukaanku.
Aku ngerasa kalo me time ini manfaatnya banyak banget. Terutama buat menenangkan pikiran, meresapi kebahagiaan dalam kesendirian, dan mengisi kembali energi yang terkuras oleh rutinitas harian.
Dengan memberikan “ruang” bagi diri sendiri, aku merasa kalau kesehatan mentalku jadi lebih terjaga, begitu juga dengan kekuatan emosional yang aku rasa jauh lebih baik.
Setelah me time, aku ngerasa jauh lebih siap menghadapi hari-hari yang berat dan lebih mudah menerima kondisi-kondisi yang tidak berjalan seperti yang aku rencanakan.
#3 Bersosialisasi dengan Orang-orang yang “Positif”
Ada banyak orang-orang yang negatif di sekitar kita. Orang-orang negatif yang aku maksud ini adalah orang-orang yang cenderung memiliki pandangan atau sikap yang pesimis, suka merendahkan diri sendiri dan orang lain, kritis berlebihan, lebai, suka ngeluh, suka pamer, suka nyalahin orang lain, kurang empati, dan nggak bersemangat.
Orang-orang negatif di sekitar kita tidak selalu berupa teman atau tetangga, tapi juga kadang mereka adalah keluarga kita sendiri.
Untuk menghindari orang-orang yang negatif ada beberapa trik yang sering aku lakukan. Beberapa diantaranya adalah,
- Mute status Whatsapp mereka yang setiap hari isinya cuma ngeluh aja
- Unfollow medsos mereka yang suka posting ujaran kebencian atau suka memprovokasi
- Dan, bersosialisasi dengan orang-orang yang positif
Orang-orang yang positif yang aku maksud nggak selalu adalah orang-orang yang bisa memotivasi kita, tapi bisa juga berupa orang-orang yang benar-benar bisa bikin kita merasa nyaman.
Kalau kalian pernah merasa nyaman buat curhat, bebas lepas saat bicara, nggak jaim, dan bisa bikin kalian senang setiap ketemu, itu adalah orang positif yang aku maksud.
#4 Lakukan Hobi Kalian No Matter What
Aku banyak menemukan teman-temanku yang sudah berumah tangga tak lagi melakukan hobi yang mereka gemari dulu saat masih single.
I don't know why? Tapi buat aku pribadi, no matter what--hobi tetaplah hobi.
Aku ngerasa kalo setelah menikah hobi adalah salah satu paling efektif untuk merilis stres.
Ketika kita fokus pada aktivitas yang kita nikmati, pikiran kita akan teralihkan dari hal-hal yang membuat kita merasa cemas atau sedih.
#5 Wajib Curhat Meski Sekedar Menulis Diary
Ada 4 dampak positif yang aku rasakan setiap kali curhat.
- Yang pertama, saya sering merasa lebih “plong” setelah curhat. Karena ganjalan di hati kalau tidak diungkapkan bisa jadi “bom waktu”
- Terus kalau kita curhat ke orang-orang yang tepat, kita bakal merasa mendapatkan dukungan dan empati. Ini, dibutuhkan banget kalau kita lagi down
- Tanggapan orang yang kita ajakin curhat kadang-kadang bisa memberikan perspektif baru yang mungkin selama ini tidak pernah terlintas di benak kita
- Semakin sering kita curhat, kita akan semakin cerdas secara emosional. Sehingga kita bisa lebih mudah mengungkapkan perasaan dan menyalurkannya ke hal-hal yang positif
Selain curhat ke orang, aku juga sering curhat di blog seperti ini. Jadi, jangan heran kalau kalian menelusuri blog ini isinya banyak banget curhatan-curhatan aku.
#6 Komunikasi Adalah Kunci Mencegah Konflik
Dulu di awal-awal menikah, aku suka diem kalau ada hal-hal yang nggak aku sukai dari suami, atau kalau suami melakukan kesalahan.
Aku suka nunggu sampai ia menyadari kesalahannya atau memakluminya saja.
Tapi sikap yang aku anggap tepat “dulu” itu, ternyata nggak berlaku kepada kaum Adam guys...
Entah kenapa laki-laki emang nggak sepeka wanita. Bahkan setelah disindir secara terang-terangan pun kadang mereka cuek bebek.
Well... jalan satu-satunya adalah mengkomunikasikannya secara verbal, jelas, dan terperinci.
Jangan tunggu laki-laki mengerti. Mereka nggak akan pernah ngerti. Jadi, kalau kalian punya masalah, nggak suka sesuatu, apa kalau kalian pengen mereka merubah sesuatu seperti sebuah kebiasaan buruk misalnya, kalian wajib speak up!
Tapi ingat! Ego laki-laki itu tinggi. Jadi, cobalah untuk mempelajari seni berkomunikasi. Supaya komunikasi yang seharusnya menjadi solusi ini tidak berbalik menjadi sumber konflik.
Pilihlah waktu yang tepat, hindari kata-kata yang sifatnya menyalahkan atau komentar pedas, hormati jika ada perbedaan pendapat, tunjukkan ekspresi yang bersahabat, Berikan alasan yang tepat, dan jangan lupa untuk mengungkapkan perasaan dengan jujur dan dengan cara yang sopan.
#7 Wewangian Bisa Merangsang Mempengaruhi Emosi dan Memori
Sejak mulai dilahirkan hingga saat ini, pasti ada banyak aroma yang sudah kita cium. Beberapa diantaranya, bisa membuat kita merasa nyaman dan membuat hati kita lebih hangat.
Ya, wewangian sudah terbukti secara ilmiah bisa mempengaruhi sistem saraf pusat dan memicu respon fisik seperti Perubahan tekanan darah dan detak jantung.
Wewangian yang juga bisa memicu memori atau ingatan kita pada suatu moment. Seperti aroma teh misalnya.
Buat aku, aroma teh itu mengingatkan aku kepada momen kumpul-kumpul keluarga. Yang menjadi salah satu momen paling berharga dalam hidupku.
Sejak kecil, aku selalu menantikan momen kumpul-kumpul bareng keluarga yang juga selalu diselingi teh hangat.
Entah kenapa, rasa teh yang dihidangkan pada momen tersebut seolah-olah lebih enak. Padahal, bahan dan cara membuatnya sudah ratusan bahkan mungkin ribuan kali saya lakukan. Tapi tetap aja, rasanya seperti berbeda.
Aroma teh hangat adalah salah satu aroma yang bisa membuat saya merasa lebih berenergi, bahagia, dan merasa hangat.
Tapi sayangnya, aroma teh hangat ini tak bisa lama kita nikmati. Soalnya, begitu dingin, aromanya tak lagi harum seperti saat uap hangatnya masih mengepul.
Supaya bisa menikmati lebih lama aroma teh yang bisa menghangatkan jiwa, aku pribadi suka mencari aroma “teh” ini pada parfum.
Salah satu parfum favorit aku yang beraroma teh adalah Mintea Eau de Parfum dari HINT.
Dengan kombinasi main accords yang terdiri atas top notes berupa tea dan bergamont, middle notes seperti bigarade dan sage, dan base notes sandalwood, musky, hingga wood, mampu menciptakan scent citrus-woody mampu menghadirkan memori hangatnya kebersamaan saat kumpul keluarga.
Posting Komentar
Posting Komentar