Berjalan beriringan dengan banyak orang dengan perannya masing-masing adalah salah satu cara untuk menggapai sebuah kesuksesan dalam sebuah tujuan. Dan kerjasama ini adalah salah satu bentuk kolaborasi yang akan memberikan hasil maksimal daripada bekerja sendirian.
Berbicara tentang kolaborasi beberapa waktu lalu saya mengikuti Talkshow ruang publik KBR yang mengusung tema “Kolaborasi Pentahelix untuk Atasi Kusta” Yang menghadirkan narasumber Dr. dr. Flora Ramona Sigit Prakoeswa, Sp.KK, M.Kes Dipl-STD HIV FINSDV - Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI), Serta Bapak R Wisnu Saputra sebagai Jurnalis/Ketua Bidang Organisasi Persatuan Wartawan Indonesia.
Seperti yang kita tahu kesehatan adalah aset penting yang harus dimiliki oleh setiap orang. Apalagi di bulan April ini tepatnya pada tanggal 7 April merupakan hari kesehatan sedunia, yang mengingatkan kita semua untuk tetap memprioritaskan kesehatan diatas segalanya.
Kita sudah disibukkan oleh pandemi yang mulai menghitung tahun dan hampir melupakan penyakit lain seperti kusta. Padahal, kusta sendiri masih ada disekitar kita. Bahkan Indonesia menjadi penyumbang penyakit kusta urutan ke 3 dengan jumlah kasus baru yaitu 17.000 per tahun.
Tentu hal ini harus menjadi salah satu isu kesehatan yang harus diperhatikan, mengingat penderita kusta sering mengalami stigma dan dicap buruk oleh masyarakat sekitar.
Kolaborasi Pentahelix untuk Atasi Kusta
Tema Kolaborasi Pentahelix untuk Atasi Kusta ini mengajak semua yang lapisan masyarakat untuk menjadi pelopor dan bagian dari pentahelix untuk bersama menghilangkan stigma tentang kusta.
Karena sebagai masyarakat awam, kita juga memegang peranan penting dalam eliminasi kusta dan pencegahan stigmatisasi dan diskriminasi. Dan berikut adalah beberapa saran dari dokter Flora, tindakan-tindakan yang perlu dilakukan oleh kita sebagai individu atau komunitas untuk mewujudkannya:
- Meneruskan informasi tentang kusta melalui media blog ataupun sosial media yang kita miliki. Pesan yang disampaikan adalah kusta merupakan penyakit yang menular tapi paling tidak menular. Pasalnya membutuhkan waktu yang lama dan kontak erat bertahun-tahun dengan pasien kusta yang belum pernah diobati. Setidaknya, menurut dokter Flora, penularan ini memakan waktu mulai dari 5-10 tahun.
- Mulai dari diri sendiri untuk memberi contoh kepada orang lain agar tidak memberikan stigma negatif serta cap atau label kepada penderita kusta.
- Melakukan kolaborasi pentahelix dengan komunitas, media massa, nakes atau pemerintahan setempat untuk Terwujudnya Indonesia bebas kusta dan menghapuskan stigma negatif tentang nya.
Apakah Kusta bisa disembuhkan?
menurut Dokter Flora Kusta yang disebut sebagai penyakit menular yang paling tidak menular ini, bisa disembuhkan asalkan pasien kusta melakukan pengobatan secara rutin.
Obat kusta sendiri bisa didapatkan di puskesmas terdekat secara gratis, namun konsistensi serta niat dari penderita kusta yang dituntut untuk bisa sabar, telaten dan tuntas.
Yang harus digaris bawahi adalah, penderita kusta juga dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang sehat dan tidak menghindari makanan apapun termasuk mitosnya menghindari makanan yang amis yang bahkan memiliki protein tinggi.
Cara Terhindar dari Kusta
Kusta yang masih terus ada dengan kasus baru sebenarnya bisa dihindari. Dari sekian banyak cara untuk hidup sehat, kita bisa terhindar dari kusta dengan cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Selain itu, mengkonsumsi makanan yang sehat juga bisa menambah imun tubuh agar segala penyakit bisa dilawan oleh imun tubuh kita.
Dan satu lagi yang paling penting adalah, untuk tetap menjaga kesehatan mental dengan tetap bahagia dalam menghadapi segala penyakit yang ada dalam tubuh kita bahkan jika itu kusta.
Mulailah dari diri sendiri untuk memberikan contoh dan bergerak dalam memerangi stigma buruk tentang Kusta.
Posting Komentar
Posting Komentar