Di warung kopi, di cafe-cafe, atau bahkan di pos kamling yang kerap dijadikan sebagai tempat favorit untuk nongkrong oleh masyarakat, nyaris tak pernah terdengar celotehan tentang dampak perubahan iklim, yang nyata-nyata sedang menjadi ancaman bagi bumi dan seisinya.
Alih-alih mendengar perbincangan seputar perubahan iklim, kaum millennial maupun kaum tua, tampaknya lebih tertarik dengan topik-topik ringan seperti sepak bola, game, hingga gosip.
Jikalaupun ada 1-2 petani yang mengeluhkan hasil panennya yang gagal akibat cuaca buruk atau perubahan iklim yang tidak biasa, umumnya mereka juga tak pernah menyinggung-nyinggung soal penyebab perubahan iklim tersebut.
Entahlah... Mungkin karena kurangnya pengetahuan mereka tentang faktor-faktor penyebab perubahan iklim, atau fenomena tersebut dianggap sebagai sesuatu yang wajar.
Bahkan, di kalangan para intelek atau mahasiswa, masih jarang kita dengar penuturan-penuturan seputar perubahan iklim.
Meskipun, sesekali kita mendengar dampak dari perubahan iklim di TV. Seperti, Jakarta, Semarang, atau Demak yang santer dikabarkan oleh pihak-pihak seperti LIPI, LAPAN, hingga NASA, yang memprediksi kota-kota tersebut mungkin saja akan tenggelam dalam kurun waktu 10 tahun kedepan, atau tepatnya di tahun 2030.
Kabar-kabar tersebut sebenarnya bukanlah isapan jempol belaka. Atau bukan, kabar yang sengaja dihembuskan untuk menakut-nakuti kita, khususnya masyarakat Jakarta atau yang saya sebutkan tadi.
Tapi memang, perubahan iklim, di mana kenaikan suhu di bumi--yang lebih dikenal dengan istilah efek rumah kaca merupakan faktor penyebab pemanasan global. Diantara dampaknya adalah, temperatur air laut naik dan semakin banyak es di Kutub yang mencair.
Peningkatan volume lautan saat air menjadi menjadi lebih hangat dan penambahan debit air laut akibat es yang mencair merupakan penyebab naiknya permukaan air laut. Sehingga, pulau-pulau yang permukaannya tidak begitu tinggi seperti Jakarta hingga Semarang, berpotensi tenggelam beberapa tahun kedepan.
Dampak Perubahan Iklim di Lingkungan Tempat Tinggal Saya
Meski perubahan iklim sudah dan sedang berlangsung, namun masyarakat cenderung tidak menyadarinya karena efeknya yang tidak instan dan karena perubahannya yang terjadi secara perlahan.
Apalagi, jika kita tinggal di dataran tinggi seperti daerah tempat saya tinggal. Ancaman kenaikan permukaan air laut tak akan pernah menjadi topik utama diantara celotehan masyarakat. Karena memang, tempat tinggal kami cukup jauh dari laut dan berada di dataran tinggi. Apakah itu artinya, kami tak peduli dengan kenaikan air laut! Entahlah.
Tapi, disadari atau tidak, perubahan iklim tersebut sebenarnya semakin sering dirasakan dampaknya oleh masyarakat, khususnya oleh para petani.
Dewasa ini, masyarakat di tempat tinggal saya semakin sering mengeluhkan cuaca yang semakin panas. Tidak sedikit masyarakat yang berceloteh dan mengatakan bahwa "akhir-akhir ini suhu di tempat tinggal kami tak lagi sedingin dulu."
Atau, tak sedikit petani yang kerap kebingungan ketika dihadapkan pada musim yang semakin tak menentu. Di mana, musim hujan semakin pendek, dan musim kemarau terasa lebih panjang dibandingkan biasanya.
Jika ditelaah secara ilmiah, perubahan yang terjadi pada musim tersebut, sebenarnya merupakan dampak dari perubahan iklim.
Akibatnya, banyak petani yang bingung kapan harus menanam, atau mengalami kerugian akibat gagal panen, dan lain sebagainya.
Apa Penyebab Perubahan Iklim?
Jika perubahan cuaca, kenaikan suhu air laut dan permukaan air laut, atau perubahan iklim, terjadi akibat pemanasan global. Maka, pertanyaannya adalah, "apa yang menyebabkan pemanasan global?"
Sebenarnya, aktivitas manusia adalah penyebab utama perubahan iklim yang ekstrim saat ini (pemanasan global).
Aktivitas manusia seperti, membakar bahan bakar fosil (menggunakan BBM), membakar hutan atau lahan untuk dijadikan sebagai area pertanian/pemukiman, penangkapan ikan besar-besaran di laut, penerbangan atau penggundulan hutan, hingga penggunaan mesin-mesin kendaraan atau alat elektronik rumah tangga, semuanya berkontribusi dalam meningkatkan suhu di bumi yang mengakibatkan pemanasan global dan menyebabkan lapisan ozon (semakin) menipis.
Lalu, apa yang harus kita lakukan untuk mencegah atau mengurangi efek pemanasan global?
Cara Mencegah Perubahan Iklim
Perubahan iklim yang terjadi di bumi sebenarnya terjadi secara alami. Sebagian besar dipengaruhi oleh aktivitas Gunung berapi, perubahan orbit bumi dalam mengelilingi matahari, hingga kondisi atau aktivitas matahari.
Perubahan iklim yang terjadi secara alami tersebut, tentu berada diluar kuasa/kendali kita. Akan tetapi, perubahan iklim akibat ulah manusia, jelas bisa kita kendalikan!
Seperti yang telah saya sampaikan sebelumnya, penggunaan bahan bakar fosil, penggunaan kendaraan bermotor atau mesin, penggunaan energi seperti menyalakan lampu hingga televisi, penggunaan gadget, serta limbah (sampah) yang dihasilkan oleh manusia, semuanya berkontribusi terhadap kenaikan suhu di muka bumi.
Karena itulah, jika kita ingin berkontribusi dalam mencegah perubahan iklim, kita bisa melakukan beberapa hal berikut ini.
- Menghemat penggunaan energi listrik dengan mematikan lampu atau televisi dan tidak menyalakan gadget saat tidak dibutuhkan, atau cabut peralatan elektronik dari sumber listrik saat tidak dibutuhkan
- Kurangi aktivitas yang menggunakan kendaraan bermotor. Atau jika memungkinkan, beralihlah dari kendaraan jenis BBM ke kendaraan listrik
- Kurangi penggunaan kendaraan pribadi dan beralihlah ke kendaraan umum
- Hindari menggunakan bahan-bahan yang berpotensi menjadi limbah seperti plastik yang tidak ramah lingkungan. Caranya, bisa dengan membeli tas belanja yang ramah lingkungan, menggunakan sedotan berbahan stainless steel atau sedotan kertas bukan sedotan plastik, atau makan langsung ditempat, bukan dibungkus dan dibawa pulang
- Memisahkan sampah kompos (organik) dengan sampah anorganik sejak dari rumah
- Kurangi penggunaan kertas maupun tisu yang menjadi salah satu faktor penyebab industri menebang pohon
- Lakukan reboisasi
- Budidayakan ikan hingga terumbu karang di laut dan hindari penangkapan ikan besar-besaran maupun perusakan terumbu karang, karena laut dan isinya bisa membantu menyerap karbon
Cara Saya Mengurangi Dampak Perubahan Iklim
Saya selalu percaya bawa, sekecil apapun tindakan "benar" yang saya lakukan, akan memberikan dampak yang masif di masa depan. Entah itu perubahan pada alam itu sendiri, ataupun perubahan pada perilaku manusia yang mencontoh tindakan saya.
Dalam membantu mengurangi dampak dari perubahan iklim, di rumah (sebagai lingkungan terkecil), saya mencoba mengajak keluarga untuk:
- Lebih memilih jalan kaki dibandingkan pakai motor
- Menyediakan sepeda untuk mengurangi penggunaan kendaraan bermotor
- Membeli lampu dan peralatan elektronik hemat energi
- Membeli stop kontak yang dilengkapi dengan saklar on/off untuk memudahkan kami dalam memutus aliran listrik saat tidak dibutuhkan
- Saya juga sudah membiasakan anak-anak sejak kecil untuk menggunakan peralatan makan dan minum yang ramah lingkungan
- Memberikan contoh kepada anak-anak untuk membuang sampah di tempatnya
- Tidak bersikap konsumtif agar industri atau produsen yang menghasilkan berbagai macam barang tidak memproduksi barang secara berlebihan. Seperti pakaian misalnya, sesekali kami sengaja membeli pakaian preloved
Itulah beberapa contoh tindakan-tindakan yang saya lakukan di lingkungan keluarga untuk membantu mengurangi dampak perubahan iklim.
Nah, setelah membaca ulasan singkat saya di atas, saya harap banyak diantara teman-teman yang paham dan menyadari bahwa, perubahan iklim itu nyata, dan begitu juga dengan dampaknya yang menjadi salah satu ancaman bagi bumi maupun kelangsungan hidup manusia.
Karena, perubahan iklim juga ternyata diprediksi akan dapat menyebabkan peningkatan jumlah kematian hingga 1 juta jiwa per tahun.
Jadi, sekecil apapun perubahan-perubahan yang saya lakukan, saya yakin pasti bisa memberikan dampak. Kalau kalian ingin tahu apa saja ide-ide menarik yang bisa dilakukan untuk berkontribusi terhadap pencegahan perubahan iklim seperti yang saya lakukan, kalian bisa membaca konten-konten menarik di #TeamUpforImpact.
Di sana, kalian juga bisa menemukan ide-ide tindakan menarik dengan tema #UntukmuBumiku yang pasti bisa memberikan inspirasi bagi kita yang peduli dengan bumi dan kelangsungan makhluk hidup yang ada di dalamnya.
Posting Komentar
Posting Komentar