Bulan September adalah bulan yang istimewa buat saya. Di bulan ini saya dan suami melangsungkan pernikahan dan di bulan ini juga anak kedua kami Zayn lahir. Sebenarnya saya ingin menulis artikel ini saja tanggal 5 September lalu, Tapi karena sayanya sok sibuk dan kebanyakan mikir konten, akhirnya saya gak jadi nulis.
Begitulah, kadang saya merasa bingung karena katanya blog harus memiliki ciri khas tersendiri. Saya memikirkan banyak sekali keyword yang ingin saya tulis di blog ini. Kalau mikirin itu saya jadi balik lagi agak sedih, karena tuntutan ngeblog yang mulai bikin saya malah jadi makin malas menulis. ya sudahlah ya.. haha
Jadi ceritanya, tahun ini adalah tahun ke-7 pernikahan kami, Inuel dan Jooizzy! Dan kemaren dihari pernikahan kami, saya cuma nulis status di Facebook begini:
Oh.. sekarang 5 September to.. gak inget tanggal π Selamat 7 Tahun mas bro Muchammad Jauhari. Kayak biasanya.. kita selalu lupa tanggal, inget 3 hari lalu, pas hari H lupa π. Buktinya barusan kubilang, Bi tanggal 5 lo sekarang. Eh dijawab, "Maksudnya.." π€£
Flashback 3 Hari lalu,
❤️ Bi.. udah 7 tahun ternyata ya..
π Iya.. cepet banget πHari ini makan makannya sama sayur bening aja yaa.. (lagi) dan (setiap hari) π.
Karena sering lupa dengan tanggal tanggal cantik (kecuali tanggal diskonan e-commerce ya haha) Gak ada yang spesial sama tanggal Pernikahan, tanggal ulang tahun buat kami, yang spesial adalah bahwa kita masih sama-sama untuk saling belajar dan memahami satu dengan yang lainnya. Kita yang selalu belajar untuk saling mengingatkan dalam kebaikan dan selalu berusaha menjadi contoh yang baik buat anak anak.
Saling memberi hadiah ketika kami ingin dan ada tentunya pas butuh. Bukan peringatannya.. tapi perwujudannya dalam kehidupan sehari hari. Sejak nikah, saya nyaris gak pernah galau, makanya brenti nulis puisi puisi gak jelas gitu hahha..
Ini juga buat ngajarin anak anak biar gak mementingkan tanggal ulang tahunnya, yang menuntut buat dirayakan. Biar mereka gak gampang emosian dan gampang kebakaran jenggot kalo ada yang lupa haha.. Hidup memang hanya tentang pilihan. Meskipun kita berbeda dengan cara hidup orang lain, kita harus menghargai pilihan masing masing.
Ulang Tahun Pernikahan tanpa Perayaan, Gimana Rasanya?
Awalnya, saya berharap bisa merayakan semua tanggal-tanggal cantik bareng suami dengan keadaan romantis. Sayangnya.. hal itu gak pernah terwujud haha. Mungkin diawal-awal saya menjalani rumah tangga sama Mas suami, tuntutan dan keinginan kayak gitu ada, ada banget. Seperti kebanyakan wanita lain, dongkol pasti adalah, jelas. Namun, seiring berjalannya waktu menjalani kehidupan bareng, saya mulai memiliki cara berpikir yang kurang lebih seperti suami. Menganggap perayaan-perayaan itu adalah gaya yang tidak boleh kita lakukan.
Kalau ditanya rasa pernikahan yang kayak gitu, yaaa.. biasa aja haha. Kayak yang suami bilang, katanya pernikahan kita terasa cepet. Ya karena kami menjalaninya dengan ringan hati.
Menyelaraskan Pemikiran dengan Pasangan
Ketika kami menikah, kami belum menemukan visi dalam pernikahan kami. Hanya sebatas mengikuti takdir dan mengikuti kata hati. Meskipun bertemu hanya sekali, saya ataupun Mas hanya sebatas berkenalan lewat virtual. Sama sekali tidak ada kesempatan untuk mempelajari kepribadian dan kebiasaan masing-masing. Bahkan, latar pendidikan yang dijalani mas aja saya gak tau, kalau mas mungkin sudah tahu kalau saya hanya lulusan SMP haha.
Dibandingkan dengan beliau, saya gak ada apa-apanya soal pendidikan ini, tapi kalau soal semangat belajar, bisalah saya sepadani. Karena kesempatan untuk belajar di waktu kecil gak bisa saya dapatkan. Ya.. waktu gak bisa diulang kembali ke masa lalu kan, selama ada umur InsyaAllah kesempatan untuk belajar selalu ada.
Jadi, dari waktu ke waktu di dalam pernikahan itu, saya belajar banyak tentang pasagan saya. Saya mempelajari apa yang ia pikirkan dan inginkan. Saya juga mencintai segala kelebihannya pun dengan segala kekurangannya.
Tetap Romantis, Setia dan Saling Percaya
Kalau ditanya soal kepercayaan, 0% saya tidak ada ketidakpercayaan saya kepada suami. Semua yang suami lakukan dan katakan, saya percaya dan saya manut. Selain itu, kami juga saling berbagi masalah dan kesenangan. Tidak ada hal yang kami sembunyikan satupun masalah. Mungkin karena itulah saya gak pernah menggalau di sosial media atau[un blog ini. Tidak ada hal yang perlu saya resahkan dan tidak ada satupun yang membuat saya ragu.
Jadi. menurut kami rumah tangga yang sebenarnya ya seperti ini. Mengerti dan menjaga satu sama lainnya. Saling mengingatkan tentang kebaikan dan mengoreksi keburukan masing masing. Marah-marahan pernah gak nih? Ya.. jelas pernah lah, tapiii.. gak ada yang lebih dari 24 jam. Biasanya sih maksimal 7 jam lah marahannya.. pas malem, pas tidur hahaha.
So sweet mbak :') Alhamdulillah seneng banget bacanya, semoga mbak Inuel dan suami langgeng selalu baik di dunia dan akhirat yaa! Salam buat anak-anaknya :)
BalasHapus