"Kok bisa ya saya nikah sama orang yang kalau dilihat secara kasar itu jauh banget dari diri saya, padahal katanya jodoh itu cerminan diri sendiri"
Bener, saya heran mengapa saya yang hanya sekolah sampe SMP ini bisa berjodoh dengan seorang sarjana. Mengapa saya yang memiliki wajah pas-pasan ini bisa berjodoh dengan dia yang tampangnya lumayan *menurut saya*. Serta mengapa-mengapa yang lainnya yang banyak sekali perbedaannya secara kasat mata.
Namun memang hanya Allah-lah yang tau isi hati manusia, apa yang membuatnya istimewa dan membuatnya mendapatkan cerminan diri sendiri dalam jodohnya. Setelah menikah, benar.. saya menemukan cerminan diri saya dalam diri suami. Dalam hal apapun itu, saya melihat dia adalah saya. Entah ya.. kalo suami nganggepnya gimana :D. Banyak hal kebatinan yang ia miliki sama persis dengan apa yang saya miliki.
Cara memperlakukan orang tua, cara memperlakukan saudara, cara memandang kehidupan, visi misi, sikap, tingkah laku atau kelakuan juga mirip, sama persis. Bukan cuma hal baik-baik saja, tapi yang agak jelek-jelek juga kita mirip haha. Lucu sih, ketika kita nemu hal yang apa yang kamu pikirkan itu sama persis dengan apa yang orang lain pikirkan. Dan semoga Allah mempertemukan kami kembali di Jannahnya, Aamiin.. InsyaAllah.
Jangan dahulukan pikiran negatif
Benar, jika kita menilai orang lain, jangan pernah membiasakan pemikiran negatif mendahului penilaian kita kepadanya. Kebiasaan ini saya pelajari dari orang-orang terdekat sungguh bisa jadi kebiasaan sampai tua. Saya berpikir, memang kalau nurutin napsu dan keinginan untuk meng-gibah sesama itu mudah banget. Tapi ketika kamu mulai meninggalkan dan sangat menghindari berkomentar buruk tentang orang lain, MasyaAllah.. Risih risih risih kalau diajakin ngomongin orang lain atau diajakin menggunjing dibelakang mereka.
Menahan mulut untuk tidak berkata buruk atau nyinyir memang tidak mudah. Dan saya sangat tidak nyaman ketika ada disekitar orang-orang yang didepan orang lain baik tapi dibelakangnya mereka diomongin. Kalau kita yang gak ada, ya... kemungkinan kita yang jadi bahannya.. tapi gak boleh berprasangka buruk juga sih :D.
Jangan nilai apapun dari tampang
Ya.. tak senyumin aja kalau ada hal-hal kayak begini kadang bersliweran ada di sekitar saya. Gak jarang juga kok saya dapat cibiran yang menjelaskan kalau hal aneh jika saya yang punya tampang biasa aja ini bisa nikah sama orang bertampang lumayan. Sejujurnyaaa... Selera saya juga gak tinggi lah hahaha.. Sadar diri ceritanya. Tapi nyakitin banget tau.. kalau tampang jadi ukuran seseorang dalam penilaian mereka. Mengapa bukan dari inner beauty gitu yang dinilai, #HallahPret haha..
Dari kasus ini, saya jadi lebih berhati-hati dan bahkan sama sekali tidak mau menebak-nebak kehidupan orang lain. Itu urusan mereka dan Allah :D.
Pokoknya sih, bagi yang belum nikah.. baik-baikiiiinnn aja diri sendiri, perbaiki terus, perbaiki lagi. Perkuat tembok-tembok ilmu, gali terus kalau kepengen punya suami atau istri yang segetol itu dalam ibadahnya. Pokoknya.. Rayu terus Allah.. Rayu.. jangan kasih kendor. InsyaAllah kamu gak akan kecewa dengan jodoh yang Allah berikan atas usahamu tersebut. Try It!
Posting Komentar
Posting Komentar