Namun, sejak dulu kami memang sudah sengaja meniatkan untuk tidak membeli televisi untuk sementara waktu. Antahlah di esok hari atau lusa. Bahkan saja kami mengontrak untuk pertama kalinya di Kalimantan, kami sudah sengaja tidak membeli televisi, walaupun beberapa kali suami mencoba untuk merayu agar dibelikan setidaknya Tv Tuner untuk nonton bola dan balapan. Alhamdulillah hingga saat ini keinginan tersebut belum tersampaikan.
Kami menyadari bahwa ada banyak dampak buruk yang diberikan oleh televisi sehingga kami memutuskan untuk tidak membeli televisi sementara waktu. Tidak hanya membuat kami terlena karena banyaknya tontonan yang pastinya “menarik” untuk disimak, televisi seringkali menghadirkan beberapa tontonan yang menggoda namun justru tampaknya menjurus ke arah yang kurang bermanfaat, seperti gosip, reality show, hingga sinetron yang kalau dilihat-lihat, rasanya saya yang menonton merasa ikut-ikutan bodoh melihat acting yang “alakadarnya” itu. Bukan bermaksud merendahkan sih, tapi, tampaknya beberapa film dan sinetron Indonesia masih memperlihatkan akting yang tampaknya dipaksakan. Sekali lagi bukan bermaksud untuk mengkritisi. Tapi, mungkin sedikit, hehe...
Jadi, kita tinggalkan saja mengenai acara di televisi. Karena tidak ada televisi di rumah, mau tidak mau kami harus mengakses sesuatu untuk mendapatkan berita. Saya pribadi tidak terlalu sering mengakses situs berita seperti suami. Saya cenderung menggunakan internet untuk nge-blog, komunikasi melalui email atau messenger, serta untuk mengakses media sosial. Walaupun tidak jarang juga saya membuka Youtube untuk melihat resep makanan, ceramah dari Buya Yahya dan lain-lain.
Lain halnya dengan suami yang hampir secara rutin setiap hari membuka beberapa situs-situs berita ternama di Indonesia. Selain mengakses beberapa headline menarik, tampaknya suami juga sangat tertarik dengan berita mengenai: sepak bola, balapan, dan dunia teknologi.
Nggak mengherankan sih karena 3 hal itu adalah hobinya. Walaupun sudah tau berapa hobi suami, namun saya sendiri jarang melihatnya membuka beberapa berita menarik lainnya seperti berita otomotif online yang seharusnya ada hubungannya dengan dunia balap motoGP atau F1, atau tentang desain yang juga menjadi salah satu hobi suami sejak dahulu.
Alhamdulillah, walaupun tanpa televisi dan dengan adanya situs-situs berita tersebut, kami tetap bisa update mengenai dunia luar. Yang pada akhirnya tidak adanya tv di rumah kami juga cukup berdampak terhadap keluarga yang kebetulan menginap dengan anak-anak, membuat beberapa keluarga enggak betah berlama-lama di rumah kami yang sepi. Saya tetap berharap, semoga saja wajah pertelevisian di Indonesia kedepannya bisa berubah, bisa menghadirkan lebih banyak acara-acara berkualitas terutama yang mendidik.
Saya ada tv Mba.. Tp memang tv yang seadanya. Jarang nonton juga kecuali acara kesukaan anak2.
BalasHapus:D, kalo saya takut kebablasan kalo punya tipih hahaha.. saya suka acara apa aja soalnya hahahaha
HapusAnakmu butuh tipi
BalasHapuskamu butuh ngeblog, Sino :))
HapusKeren.... pokoe selalu keren. Bedo karo aku nul. Tiap kamar ada TV-nya. Bukan apa-apa buat temen. Soale hidup LDR sama keluarga, temennya TV. Daripada kancanan karo liyane malah nambah dosa.
BalasHapusBisa aja Om ini haha.. ya gak papa sih om, timbang nganggur kan. Padahal bisa aja itu internet dimanfaatkan :p, selagi bisa nyaring baik buruk ya oke aja. lah anakku belum ngerti apa apa :D
Hapus