Dia bilang, kredit motor yang jelas akad jual belinya pake bunga bukan riba, dengan dalih. Dari mana orang dapet keuntungan dan bagaimana orang bisa membeli motor dengan harga yang mahal sementara ia belum punya uang selain nyicil dan kredit.
Kemudian, obrolan kita berlanjut dengan masalah pegawai bank, pegawai pegadaian, pegawai lain yang berbau bunga dan bunga. Menurutnya, kalau tidak ada tempat kerja yang seperti itu, gimana orang bisa hidup. Saya bilang bisa mencari pekerjaan lain, dan kembali ia bilang, kan gak semua orang bisa dengan pekerjaan lainnya.
Yang saya tau dari sekolah dirumah bersama suami, bahkan tukang bersih-bersihnya saja sudah termasuk dalam aksi riba lo.. Memang saat itu, dia ngotot kalau kredit motor itu gak riba, dan bolehnya orang-orang bekerja di tempat-tempat penuh riba itu juga hal biasa, boleh dalam artian halal.
Akhirnya pembicaraan kita putus tanpa keterangan lebih lanjut, saya bilang.. Ya sudah gini aja, lakuin aja semua seperti keyakinan masing-masing, beres :)). Memang dari basic pendidikan, saya hanya lulusan SMP, sementara ia adalah santri yang sedang mondok. Jadi, mungkin menurutnya ia lebih ngerti tentang masalah itu. Karena semuanya membutuhkan pandangan dari beberapa aspek. Saya sendiri, gak berani ngata-ngatain riba, mencampuri mereka yang terlibat riba, atau mendebat mereka yang sedang ada dalam urusan riba.
Saya bahkan memilih ngontrak sambil menabung dari pada harus nyicil rumah KPR yang berbunga-bunga itu. Entahlah.. Pilihan orang-orang berbeda, pendapat mereka berbeda, dan yang sadar akan harta riba juga banyak.. tapi banyak juga yang "bangga" dengan jabatan ribanya. Hanya Allah yang maha benar, kita hanya tumpukan dosa yang hina. Sambil terus memperbaiki dan meninggalkan perkara riba yang barang kali saja masih ada yang saya lakukan. Bahkan yang mendekati, yang meragukan, dan yang menjurus kesanapun sudah kita jauhi.
Pemahaman dan praktek, sering kali timpang. Dan menurut pengalaman saya, tidak semua orang yang pernah mondok itu bisa lebih baik dari orang biasa saja. Tergantung seberapa besar seseorang ingin belajar., disanalah kita kembali belajar, jangan suka meremehkan orang lain, meski ia terlihat dekil sedekil dekilnya. Itu aja sih :))
mondok gak pernah menjamin apa-apa mbak. sama kayak sekolah.
BalasHapuspada dasarnya manusia hidup sih belajar terus :)
BalasHapusmenurutku dia sudah tahu kok, tapi kan denial untuk pembenaran diri
sudah biasa itu. eh.
tapi gabisa komen macam2 berhubung orang disekitar banyak kerja ditempat2 itu.