Tidak biasa memang, sore tadi kami bersantai bersama di kamar, berebah dan saling memperhatikan satu sama lain. Kinza, yang paling seneng diperhatikan selalu banyak tingkah dan melakukan banyak hal yang membuat dirinya bahagia. Ya.. saya tau dia bahagia dari raut wajahnya. Entah itu lompat-lompat, mengernyitkan mata, tertawa sendiri yang kadang membuat kami saling berpandang, "Oh.. dia memang sedang bahagia diperhatikan".
Seperti tidak pernah ditemani, padahal kami selalu ada dirumah. Tidak ngantor dan tidak pergi kemana-mana. Sambil menikmati suasana, Abi yang tak pernah mau jika ditawarin pijit, tiba-tiba meminta saya memijit badannya yang sudah mulai gemuk.
" Ternyata kamu mijitnya enak ya dek, gitu aku gak pernah dipijitin"
"What?, Bukannya sudah sering saya tawarin, tapi kan gak mau sendiri"
"Oh.. iya dink" jawabnya santai sambil ketawa,
"kamu mau ta dek kerjaan enak" Tanyanya, dengan wajah sok serius.
"Apa?"
"Kita buka jasa pijit yok.."
"Siapa yang mijit" saya sudah mbatin, pasti saya jadi korban.
"Ya, kamu dek.." Tu kan betulan, saya jadi korbannya..
"Boleh, tapi pakai palu, di palu 4 kali, bayar 100ribu, pulang"
Ha.. ha... ha... Dan kitapun kembali melihat Kinza yang sedang konyol sendiri. Aneh-aneh saja.. :))
bisa tuh bikin pijat syar'i, haha
BalasHapus