Innalillahi wa innailaihi roji'un..
Beberapa hari yang lalu, 24 Oktober 2015, kami kehilangan bapak, kakek dan buyut yang kami sayangi. Setelah menjalani perawatan hampir 1 bulan yang berbeda tempat, akhirnya Mbah saya dipanggil oleh Allah. Awalnya Mbah saya hanya mengalami sakit perut yang dianggap biasa saja, hanya seperti anggaplah kembung. Namun ternyata, ada kanker didalam ususnya.
Seminggu yang lalu, Mbah menjalani operasi di RSAL Surabaya, belum sempat saya menjenguk beliau kesana karena ada anak kecil. Namun, ternyata Allah lebih menyayangi Mbah dan mengambil beliau kembali. Semoga Allah membukakan hidayah kepada keluarga kami atas kejadian ini. Saya sungguh ingin keluarga saya dan saya sendiri berhijrah, belajar dari peristiwa dan menyadari, bahwa tidak ada yang kekal didunia ini.
Saya ingin bertemu mereka kembali ketika nanti berada di akherat. Tidakkah ada yang lebih membahagiakan selain bertemu dengan orang-orang yang kita cintai di surga? Saya sendiri sama sekali tidak menangis. Bukan... Bukan saya tidak bersedih, tapi inilah takdir itu, takdir yang tak bisa dirubah dan takdir yang pasti akan menghampiri saya.
Ketika saya terbujur kaku, kemudian orang-orang menangisi kepergian saya. Sesungguhnya.. Bukan tangis yang saya harapkan, tapi doa-doa permohonan ampun yang kurang saya panjatkan ketika nafas masih mengalir. Semoga Allah memberikan ampunan dan tempat yang mulia di sisi-Nya untuk Mbah saya, InsyaAllah.. Karena hanya Allah-lah pemilik hidup dan mati kita.
Allahummaghfirlahu warhamhu wa'afihii wa'fu'anhu
Posting Komentar
Posting Komentar