Kinza Mahveen Ali, saat masih awal-awal melahirkan, sempat ngerasa bersalah karena menamai anak dengan nama itu gara-gara omongan dan komentar gak penting orang-orang. Kenapa sih gak didukung aja, pake komentar ini dan itu, harus begini dan begitu. Ya.. setidaknya, biarkan saja orang mengambil dan membuat nama apapun. Seolah-olah, rekomendasi paling benar dan mengentengkan kalau nama itu jelek dan gak bermakna.
Sebenernya, akan masih ada banyak lagi hal-hal yang akan menjadi pergunjingan masalah anak ini. Dari bagaimana kita mengasuh, merawat sampai hal remeh temeh lainnya. Itu sebabnya, saya gak seneng tinggal sama orang tua atau mertua. Cara pandang kita mendidik anak berbeda. Kadang, saya juga risih sama tetangga sekitar yang masih saja mengomentari kehidupan saya. Untungnya kita gak serumah ya hahaha...
Tapi, suami saya bilang, orang yang baik adalah tetangga yang membuat nyaman dan memberikan rasa aman tetangganya. Tentu saja untuk tidak mengikuti semua aktifitas tetangga, bolehlah.. sekali dua kali bersosialisasi. Masalah pakaian, saya paling terlihat berbeda dari mereka. Tapi dari awal sudah saya niatkan untuk membentuk image yang baik, image yang seharusnya wanita muslim lakukan. Biarpun terlihat aneh, saya gak peduli :D.
Dan untungnya, saya masih punya Kinza, you are my everything honey :*. Always give me something what I need. Gak papa ya.. bahasa inggrisnya salah :)). Suami saya suka benerin dan gak pernah kapok kalo ditanyain bahasa inggris, jadi dirumah, ceritanya kita berkomunikasi pake bahasa inggris, lebih tepatnya.. saya dan Kinza belajar sama Abi hehe..
Usahakanlah memberi nama dengan nama yang penuh makna.
BalasHapus