Dan parahnya, penyakit yang sering datang tanpa disadari ini selalu membuat sesak dada. Kenapa? Karena kita sibuk memikirkan bagaimana menjadi orang yang sempurna dan merasa jauh lebih baik dari orang lain.
Mari berkaca..
Kepada kita yang merasa sudah sangat rajin beribadah, mengaji dan berhijab syar'i. Yakinkah kalau penyakit hati sudah tidak ada lagi didalam diri. Sudah bisakah kita menerima kekurangan orang lain ?. Sudah bisakah kita memandang dengan kedua mata bagi orang-orang yang belum seperti kita, yang menurut hati kita sendiri sudah baik?
Jika pertanyaan itu masih ada jawaban yang berkata "belum", maka, seharusnyalah kita yang berintrospeksi diri membenarkan budi pekerti dan akhlak, bukan orang lain yang kita pandang sebelah mata.
Biarkan mereka hidup dengan kehidupan mereka sendiri. Biarkan mereka tahu akan kewajibannya sendiri, dan biarkan mereka menikmati apa yang mereka anggap benar. Karena, ketika kita dihadapkan dengan sebuah persoalan kemudian kita bisa menghadapinya dengan mudah, tidak seharunya kita bersikap sombong dan tamak. Sekali lagi, penyakit ini sering tidak disadari.
Catatan pengingat diri " Sudahkah saya bebas dari penyakit hati?"
Halo mbak inul...... Saya kayanya msh punya penyakit hati deh, kudu instropeksi
BalasHapusgimana kabarnya? saya mampir ya
BalasHapus