Kuawasi saja kemana ia pergi, membunyikan sepeda gayuhnya dengan suara bak motor sedang melaju sangat kencang "Bremm.. brem... ngeng... ngeng...". Bermain dengan siapa dia? Tidak ada!
Kudatangi ia sekali waktu, ku elus perutnya yang gendut, sembarai mulut ini memuntahkan keusilannya,
"Ini isinya apa?"
"Ayam goreng", jawabnya asal..
Terbahak saya mendengar kicauan bocah tanpa berfikir ini. Ah.. kamu, gendutmu dan anehmu..
"Sepeda siapa itu?" sesekali saya bertanya saat dia asik bermain seluncuran di depan rumah.
"sepedahku" jawabnya kembali dengan kecuekan yang sama.
Pink! hanya pikirku menertawakan kelucuan yang sebenarnya biasa saja ini.
Ya.. Dialah Langgeng, seorang bocah lucu yang saya tak punya satupun fotonya. Betapa kagetnya saya ketika tahu bahwa Allah hanya memberi dia umur selama 5 tahun. Ketika takdir Allah sudah datang, tidak ada yang dapat mengubahnya. Semoga Allah memberikan hadiah yang begitu baik dan mulia untukmu, Langgeng. Saya akan kangen dengan aktifitasmu yang tak biasa itu, suara khasmu, juga perut gendutmu.
Saya akan belajar darimu, tentang hidup yang tak usah dibuat rumit dan tak pernah mempedulikan kata mereka jika kita ingin bahagia. Pertanyaan-pertanyaan tak penting yang selalu kau jawab, Ah.. menampar saya untuk bersikap baik kepada orang lain, walau kita tak tahu apa yang sedang diucapkan.
Betul sekali , terkadang kita harus belajar memahami hidup dari anak kecil yang menikmati hidup dan tidak mempedulikan yang lainnya , pelajaran berharga bisa kita dapatkan dari segala sesuatu ya mbak , tergantung bagaimana cara kita memandangnya :)
BalasHapusSemoga Langgeng mendapatkan tempat terindah disana (amien)..
BalasHapusYa kadang belajar gak harus dari orang yang lebih dewasa ya mbak :)
Dari Langgeng kita bisa belajar beberapa hal..