Aku tak tau.. Sejak kapan dunia ini mulai terang di hadapanku, memilihkanku jalan yang penuh dengan serbuan puluhan ribu peluh hingga aku lelah mengusapnya, itu anugrah.. atau hanya sebuah usaha yang sia-sia..? Yang aku tahu.. Allah menciptakan hambanya dengan apa yang ia butuhkan, bukan yang ia inginkan.
Aku juga belum paham, bagaimana dunia itu hadir memberikan warna akanku dengan begitu banyak semburat. Entah itu putih, abu-abu, hitam, kuning, jingga, marun, dan apakah aku harus berani membentuk sebuah lukisan dari warna-warna dasar itu, Apa pilihanmu? "kata hatiku"
Tetu saja aku memilih putih, kataku sambil mengernyitkan dan menumpuh beberapa kulit ari di keningku. Bukankah putih itu menyedihkan, polos, dan mudah ternodai " Hatiku kembali memberontakku, dia gak terima"
ya.. Tentu saja dia polos, dan eits.. jika kamu bilang mudah ternodai.. jangan katakan itu warna yang bersalah. Ia tak bersalah, warna tak pernah salah, yang bersalah hanya mereka yang memilikinya.. mereka yang memiliki dan ingin mewarnainya..
Oh ya,.. Sepandai dugaanku.. manusia, dan kamu memang pandai berkelit..
Ah.. aku hanya ingin menyampaikan sebuah keputusan dengan haiku.. sampai saat ini.. ia tetap mengomel.. dan.. biarkan saja aku menemui mimpiku bersamamu, Malam..
Aku heran dengan dunia yang kecil ini terkadang mampu melumpuhkan hatiku yang luas ^_^
BalasHapus