Lalu apa masalahnya dengan pernikahan. Tidakkah jauh lebih suci menikah dari pada pacaran ?. Satu yang saya tahu, ketika seseorang memutuskan untuk menikah, tentulah dia memiliki tujuan yang ada dalam fikirannya sendiri. Stop.. tolong jangan menanyakan lagi kenapa dia memilih menikah kalau dalam hatimu, dalam pikiranmu dan dalam otakmu sendiri akan mengingkari jawaban seseorang atas tujuannya menikah.
Ya kan.. kamu akan mengingkarinya kan, dengan jawaban... senyuman kecut yang akan merasa pertanyaan itu adalah satu pertanyaan bodoh yang gak perlu jawaban. Pertanyaan bodoh yang gak bisa di ungkapkan oleh seseorang yang akhirnya terlihat sangat bodoh dengan respon
"Ah... Kamu... belum bisa menjawab pertanyaan kenapa kamu harus menikah saja udah pengen nikah"
"Ah.. Kamu...belum mampu mengutarakan apa tujuan kamu untuk hidup dalam sebuah pernikahan saja sudah berani mau menikah"
" Ah... Kamu... Masih terlihat sangat belum siap dengan pernikahan aja udah pengen nikah'
"Ah... kamu.. Ah.. kamu yang lain akan memberikan alasan yang gak ada habisnya ketika seseorang bertanya tentang tujuan menikah.
Lalu saya menanyakan hal ini kepada yang mungkin sebuat saja dia yang sedikit membela saya dengan kata-katanya, saya tau kadang-kadang saya merasa sangat tertipu dengan kata-katanya, tapi saya masih saja ingin terus mendengar celoteh-celotehnya. Entah itu hanya sekedar gurauan tak penting atau sekedar basa basi garing, saya tak pernah bosan untuk mendengarnya, sejak dulu.. sebelum kami bisa menjalani ini semua dengan baik-baik saja.
Ada satu alasan yang ingin saya sampaikan ketika saya di beri pertanyaan seperti itu, saya tidak ingin menjawabnya karena saya sudah sangat malas untuk mendengar responnya yang membuat saya tak nyaman dengan diri saya sendiri.
Tunggu dulu, biarkan saya selesaikan kata-kata saya. Seseorang berkata kepada saya,
"Silahkan kamu mencari 1000 jawaban apa tujuan kamu ingin menikah, sampai kamu menikah, lalu punya anak kamu akan menemukan jawaban yang tak pernah habis"
Apa gunanya terlihat hebat dengan jawaban yang sempurna tapi kamu akhirnya sombong dengan dirimu sendiri. Seharusnya mereka tidak menanyakan pertanyaan itu kepada saya, saya sungguh merasa sangat tidak dihargai, saya merasa di remehkan. Atau hanya setan-setan yang membuat saya memiliki perasaan itu, atau hanya saya yang sedang bersalah memiliki perasaan itu, atau memang hanya saya yang bersalah ketika saya ingin memiliki tujuan yang tak seorangpun mengetahuinya.
Kukatakan saya ingin lebih baik maka saya ingin menikah,
"Dan apa ingin lebih baik itu harus dengan menikah ?"
Bagaimana denganmu, bagaimana dengan tujuan menikahmu, bagaimana dengan semuanya.
Saya katakan, Ya.. Saya akan merasa jauh lebih baik dengan menikah.
Jawaban kenapa saya menikah sudah tertera jelas dalam Al-Qur'an, sudah di contohkan dengan jelas oleh Rosullullah. Dan ketika mereka bertanya itu kepada saya, seolah olah sayalah orang kecil nan bodoh itu, yang gak tau sunnah Rosul dan gak tau menau tentang pernikahan itu apa.
Sayalah orang yang mereka ragukan, sayalah orang yang mereka katakan kecil, sayalah orang yang mereka bilang belum ngerti. Lalu apa masalahnya? Apa masalahnya?
Saya benci ketika bersu'udzon kepada orang lain, tapi saya jauh lebih benci ketika saya meragukan diri saya sendiri karena orang lain. Saya benci memiliki rasa sakit hati kepada orang lain, tapi saya jauh lebih benci ketika saya tidak bisa menerima pendapat orang lain yang menyakiti hati saya. Saya benci dengan semua yang membuat saya terjatuh, namun saya jauh lebih benci ketika orang lain meremehkan kemampuan saya tapi saya tidak membuktikannya kalau saya mampu. Saya tidak mampu membenci diri ssaya sendiri hanya karena orang lain, itulah kenapa saya ingin membuktikan kepada orang lain kalau saya mampu dan bisa.
Tidak ada apapun yang gak bisa di dunia ini jika kita percaya Allah akan memberi semuanya ketika kita hanya bergantung kepadanya. Keraguan saya akan "sebaik apa dirimu, itulah jodohmu"
Saya rasa.. saya sudah berusaha menjadi yang terbaik untuk diri saya sendiri, dan buat apa saya ragu, Jika orang lain saja bisa, kenapa saya tidak.
Sekali lagi Tujuan saya menikah adalah.. Karena saya ingin jauh lebih beriman kepada Allah. Saya ingin Syurga Allah, Saya ingin Bahagia, Saya ingin anak-anak yang sholeh-sholeha, saya ingin berbagi kisah kehidupan, saya ingin memiliki keturunan-keturunan yang hidup di jalan-Nya dan memberi saya kehidupan jauh lebih berarti, saya ingin menikmati Indahnya cinta karena Allah, saya ingin menjadi manusia yang berguna untuk orang lain, saya ingin mengikuti Al-Qur'an yang mengajarkan semua kebaikan.
Saya hanya seorang makhluk tuhan yang menginginkan kebahagiaan, seperti kamu, seperti mereka, dan seperti kalian semua. Kita semua memiliki rasa cinta dan keinginan yang sama bukan? Seperti kamu menikah.. akupun ingin menikah :)
Assalamu'alaikum mba...salam hormat dan simpati..semoga berkenan
BalasHapusKami do'akan agar anda juga bisa merasakan pahit manisnya perjuangan setelah menikah. Alhamdulillah saya sudah punya anak 1 yang masih berusia 2 bulan, Salam kenal
BalasHapus