Andai dapat selalu ku rayu malam untuk mengembalikanmu kepadaku..
Andai dapat kukembalikan bulir-bulir rindu ini kembali kepadamu..
Andai nafas dunia masih hadir saat engkau masih menggenggam tanganku..
Dan andai semua ini terjadi dalam gemerlapan di tengah sunyiku...
Dia yang bersandar di ujung senja..
Dia yang bersandar pada mentari pagi..
Dan dia yang selalu menjadi sandaran di dalam hari-hariku..
Menghilang tenggelam dalam sekali kerlipan bintang..
Kenapa ia pergi ketika bintang tiba..
Kenapa ia datang ketika mentari mulai menyenja..
Dan di ujung mentari yang memberikan cahaya..
Kenapa pergi ketika terang datang menyapa..
Burukkah ketika cahaya melihatmu..
Tak pantaskah cahaya mengintip bulir-bulir matamu..
Kenapa kau biarkan ilalang itu menangis..
Ilalang itu tak lagi punya tempat untuk menggerakkan ekor-ekornya..
Ilalang itu kehilangan bunga..
Ilalang yang mungkin malang,..
Ilalang yang butuh cahaya, namun tak ingin kehilangan malam..
Ilalang yang benci kegelapan..
Namun ialah pula sebatang Ilalang harus meninggalkan kelam..
Terimakasih telah meninggalkan masa lalu..
Sebuah rasa yang tak akan pernah terulang..
Walau hanya dalam bayangan semu..
Hilang.. menghilang.. dan Terbuang..
ilalang itu sulit hilang biar dicabut tetap tumbuh dan ilalang itu pasti akan menemukan cahaya terang
BalasHapusJadi ingat lagunya Ebit G Adek...
BalasHapusRumput Bergoyang he heh he :)
jadi inget quote filem jurassic park.. "life will find a way", kayaknya itu quote universal ya... gak cuman buat dinosaurus, tapi juga buat perasaan.. :D
BalasHapusIlalang, bebas lepas dan kuat hadapi cuaca...
BalasHapusgelap terang dilaluinya penuh harapan akan hidup bahagia.
best regard,
adi pradana
ihiiirr... ini dia dia siapa sih Mbak ??
BalasHapuswew.. inspired bangat tulisannya, puisi kelas tinggi seperti ilalang yang memang ga akan lemas walau terkena panas dan hujan, mantab puisinya, lanjutin ya mb., sy bakalan sering2 mampir hehe
BalasHapusasikk pusinya mba, keren abis saya bacanya jg mba
BalasHapus