Saya, Ummi Renni, Bunda Rini, Bunda Ais @Seminar Homeschooling |
Hingga suatu hari, Tangan Allah benar-benar membawa saya kepada Bali, pulau yang pernah saya tuliskan dalam catatan pribadi saya. Namun, saat itu Allah juga menentukan, mengarahkan dan memperjelas, kenapa saya harus di Bali. Semua urusan-urusan yang membuat saya sangat ingin ke Bali, hilang dan lenyap begitu saja. Saya menemukan jawaban yang memang harus saya sendiri yang memutuskan.
Sebelumnya, saya bilang sama salah seorang teman,
"Eh.. saya pengen ke Bali"
"Ngapain ke Bali? Gak usah ke-Bali kalau cuma pengen nyampah. Di Bali sudah penuh dengan orang jawa, jadi gak usah nambahin sampah lagi di Bali"
Jujur, waktu itu saya sakit hati dengan teman saya itu. Tapi dia mungkin tak pernah tahu kalau saya tersinggung dengan perkataannya. Saya tidak tahu itu sebuah guyonan atau hanya sekedar basa-basi, tapi saya gak terima.
"Di Bali itu bahaya, kamu akan jadi gak karu-karuan, dan saya ragu apakah kamu bisa survive?" -dengan menceritakan kehidupan temannya yang akhirnya suka melakukan hal di luar batas, khawatir-
Untuk kata yang kedua saya sama tersinggungnya setengah bisa dimaklumi karena ada kekhawatiran disana, lebih tepatnya sang teman meragukan saya.
Bali yang di gembar-gemborkan akan memberikan pengaruh buruk justru membawa pengaruh baik dalam hidup saya. Di Bali saya mengenal Tarbiyah, kegiatan yang saya ingin dan cita-citakan namun tak dapat dilakukan ditempat-tempat aman yang pernah saya datangi. Kegiatan yang ingin saya ikuti sejak sangat lama sekali dan ingin memberikan bukti kepada orang-orang yang menganggap saya tidak mampu dengan bahasanya bahwa,
"Aku lo bisa kayak apa yang kamu omongin"
"Aku lo bisa jadi lebih baik dari kamu"
"Ini lo aku juga bakalan ngerti apa yang gak aku ngerti"
"Aku bukan orang bodoh"
"Aku gak pantes kamu anggap remeh meskipun pendidikanmu jauh lebih tinggi"
Dan aku, aku, aku yang lain yang membuat semangat saya bangkit berapi-api. Saya akan membuktikan bahwa tidak ada orang yang tak bisa melakukan apa yang digunjingkan orang dengan kata-kata yang kurang menyenangkan. Dalam situasi tersebut, seseorang yang mendapat peremehan atas dirinya akan semakin termotivasi untuk bisa bangkit lebih baik. Orang yang sukses mendidik dirinya sendiri adalah orang yang akan menerima kritik untuk membangun kepribadian, perilaku, pemikiran serta kehidupan jadi sangat lebih baik.
continue Membangun Kepribadian Diri..
ngomong2 tentang Bali, saya pernah pada suatu kesempatan mengantar bapak untuk berobat di dekat sanglah..
BalasHapustidak sedikit juga warung muslim yang berada disana..
dan saya justru merasakan hawa ukhwah yang cukup kental..
mantepppppppppp....... semog sukses dan mencapai apa yang di inginkan
BalasHapusFollow back ya
waaaahhhh,,, jadi pengen ke Bali lagi gara-gara baca tulisan mbak. waktu saya ke Bali, emang buat studi tour plus jalan-jalan. Bali, selalu punya sesuatu yang membuat orang tertarik untuk berkunjung ke sana, lagi dan lagi :)
BalasHapusjalan2 ke blog saya juga ya mbak.. :))
Curhat ya???
BalasHapusSpirit... spirit .. spirit mbak !!!...
ada yang bilang bilang kalo ingin sukses salah satu kuncinya adalah hijrah ...