Saya dan Rini di sebuah jembatan |
Saya rasa, saya tidak akan terima jika saya hanya menjadi saya yang sekarang ini, begini-gini aja, itu-itu mulu dan hanya mempunyai satu pedoman yang sulit saya artikan sendiri. Saya benar-benar bersyukur hari ini, Allah membawa saya dalam lingkungan yang baik di tengah budaya yang berbalik 180 derajat. Saya menemukan sebuah dukungan, dorongan juga tujuan yang semakin nyata.
Saya tidak akan pernah menyesali hidup saya dimanapun saya harus menjalaninya. Saya berada di titik yang sebelumnya tak pernah sekalipun saya jejaki. Bahagia atau beruntung? semuanya ada dalam satu ungkapan yang mungkin membuat saya terlihat sangat berlebihan namun ini hanya ungkapan rasa bahagia yang sewajarnya untuk saya. Sepanjang mata melihat #hallah# saya menilai Bali adalah sebuah pulau yang unik.
Tadi pagi, sebelum saya mandi dan belum sempat mencuci pakaian, saya dan Rini sudah menjajaki jalanan Denpasar yang dingin. Banyak daun rimbun di sini, mungkin disekitar kost yang agak jauh. Dalam kondisi yang rembes saya dan Rini sudah memberanikan diri menampakkan batang hidung di Pantai Sanur Bali. Tidak ada aktifitas yang kami kerjakan, kami hanya menunggu Matahari terbit dengan duduk di depan pantai sembari melihat kealam luas hingga ada titik-titik yang bernama lampu di sebrang pantai nampak seperti bintang.
Disana, saya melihat banyak warga bali yang sepertinya memanjatkan do'a, duduk bersila dan terlihat sangat tenang dan tak lupa memperhatikan mulutnya yang selalu berkomat-kamit, Berdo'a. Ada yang bersenam yoga sampai orang-orang yang belum mandi seperti kami ada di Sanur. Dari Sanur, kami melaju ke jembatan yang saya lupa namanya. Disana hanyalah sebuah jembatan yang seperti biasanya, namun mungkin karena udara yang segar dengan tumbuhan yang masih terkesan alami, tempat itu nampaknya jadi salah satu favorit untuk lari pagi dan berjoging ria.
Satu lagi yang membuat mata saya kaget, merasa aneh, kagum dan tak biasa adalah, Disepanjang jalan di pulau ini selalu terlihat patung-patung yang unik. Dengan sesembahan seperti bunga-bunga dan sengatan bau dupa, membuat pulau ini terkesan berbeda. Karena hal ini tak pernah saya temukan sebelumnya di Jombang ataupun Di Surabaya atau di kota yang pernah saya datangi.
Kembali lagi kepada Murabbi, Mungkin baru kali ini saya mengenal dan punya pengalaman seperti ini. Namun saya yakin, ada hal yang benar-benar baik yang akan Allah ciptakan untuk saya dan kehidupan saya untuk kedepannya. InsyaAllah :).
Bali, rasanya hidung saya kena radang nih, gak brenti-brenti Rini ngajakin jalan-jalan menyusuri dan berputar-putar Denpasar yang saya sama sekali enggak ngerti jalannya haha..
Semoga Ummi mengakuiku sebagai seorang siswa bimbingannya, meskipun baru hari ini saya mengikuti kegiatan ini, Amin..
Keretaminiku.Com Produsen Kereta Mini Mainan di Indonesia
Wah lagi di Bali ya mba? Happy holiday mba :)
BalasHapusjadi pengen ke bali ih,,,
BalasHapusTapi kata nya susah cari mesjid.,,,
Hehe
Happy Holiday Mbak Khusnul....
BalasHapusperjalanan hidup memberikan banyak pelajaran...
BalasHapusWow...wow.. Cool...
BalasHapusGw jadi ikut ngebayangin di Bali...
kadang berada disuatu tempat yg baru... akan memberikan kepada kita pelajaran2 baru dan pengalaman2 baru...
BalasHapuswah hebat tulisan"e" , wong jombang huebat-huebat oee
BalasHapusBali... .
BalasHapusmengingatkan aku tentang sesuatu...
bagus sekali tulisannya mbak
BalasHapushmmm ini lantunan suara hati seorang akhwat ya...kata2nya mendayu-dayu menyentuh kalbu ceileee...:D salam kenal ya mbak
BalasHapusgamis murah
Bali emang selalu jadi favorit ya... cool..
BalasHapusJadi pengen juga ke bali..
aku mimpi pun gak pernah ke bali
BalasHapusbesok pergi ke bali ah....