Dia yang gemerincing seperti nyanyian suara ibu saat menggendongku, menina bobokan saya dengan suara yang nyaris lirih.. Indah dan saya terlupa akan hal itu.. Jauh lebih indah dari suara apapun yang indah..
Terselip doa untuk anaknya, do'a yang indah, begitu kuat, menjadikan saya manusia yang kuat. Dari ringkih hingga gigih, dari rapuh hingga teguh dan dari bayi hingga saya bisa berbicara layaknya orang-orang dewasa.. Demi anaknya..
Ketika saya tak punya siapa-siapa, ketika saya tak di mengerti apa-apa, dan ketika saya terjatuh dengan diri ini. Hanya ibu yang bisa membuat semuanya kembali, Hanya Beliau yang bisa menguatkan saya.
Hari ini berat banget, saya keilangan kepercayaan diri yang tak pernah ada. Saya bahkan tak mengerti dengan jalan hidup ibuku menguatkan.
Cuma ibu yang membuat saya tenang, hanya Ibu jalan kebaikan dan darinya saya mendapatkan kekuatan. kekuatan apapun yang seharusnya saya miliki. Kenapa saya begitu mempercayai orang asing, orang-orang tak jelas. Jika saya di ingatkan tentang kesombongan, dan mungkin ada orang yang mengatakannya kepadaku.
Ibuku sama sekali tak pernah mengajarkan saya tentang kesombongan, Ibuku tak pernah mengajarkan saya bagaimana indahnya kurang ajar, Ibu saya tak pernah memberi makan dengan barang-barang haram, Ibu saya tak pernah mengajarkan saya hidup bermewah-mewahan. Dan saya menjaga semuanya, kepercayaan jauh lebih berat dari apapun.
Disana saya harus belajar bagaimana saya jadi lebih baik, bagaimana saya tak lagi di sebut seperti itu. Pengoreksian diri yang sungguh luar biasa yang gak pernah di dapat dari otak sendiri. Gak bisa muncul begitu saja adalah sebuah spontanitas dari orang lain tentang sikap kita.
Dari kemarin tangis ini gak pecah, saya masih gelisah.. dari kemaren saya pengen njerit kepada diri sendiri. Tentang kebodohan. Kesalahan tindakan, keegoisan, penyesalan juga tentang semua yang ingin saya keluarkan dari otak sempit saya. Saya juga belum mampu. Dan hari ini semuanya luruh.. Hilang bersama pelipur laraku, Ibu..
Saya gak bisa lagi mengucapkan terimaksih untuk semua yang beliau beri untuk saya. Dan beruntung sekali saya masih mempunyai Ibu yang mengerti, Ibu gaul dan Ibu yang hebat. Saya gak sendiri, saya terbentengi dan saya masih punya otak dan pikiran yang waras, setelah ibu membenarkan itu semua.
Seperti Gemerincing Google, Suara ibuku jauh lebih nyaring dan begitu menenangkan, Obat pemecah tangis yang hebat!!
Jaga ibumu, ucapin terimakasih untuk beliau, kapanpun selagi beliau masih bisa bertanya,
"Sudah sholat nduk? "
"Puasa Nduk?"
"Lagi apa Nduk? "
"Sudah makan nduk?"
Sebelum semuanya terenggut oleh waktu, Hari ibu itu setiap hari, bukan hanya 22 Desember saja. Saya kok semakin gak jelas gini ya tulisannya, tak apalah.. kesal dan sesalku luruh bersama tinta virtual yang saya tinggalkan. Jejak yang indah dalam perjalanan hidup adalah sebuah pengalaman. Tanpanya.. Kita gak akan pernah tahu bagaimana selanjutnya :).
Ayo berdoa buat ibu :)
BalasHapusmemang benar mbak, hari ibu itu sebenarnya tiap hari, bukan tanggal 22 desember aja. dan kasih sayang ibu itu selalu hadir walaupun ditengah galaunya seorang gadis karena menyukai seseorang
BalasHapustetap semangat :D
Tanpa ibu aku tak akan hadir di dunia ini, tanpa ibu aku tak bisa berbagi canda dan tawa serta sedih yang aku alami di kehidupan luar rumah. Ibu amat terpenting bagiku :)
BalasHapusMassa Allah kasih sayang seorang ibu emang ya bener tiada tara.
BalasHapusTapi skarng gimana, dengan ibu/bapak yg berani melakukan perbuatan kejam membunuh bayi yg tidak berdosa.
yampun....
BalasHapusjadi keinget ibu..
btw, bagus juga sih ya kalo idul fitri ada animasi2 gitu di google.. XD
hari ibu memang setiap hariiii :-D
BalasHapusKalau mengingat ibu, memang tidak pernah cukup terima kasih kita kepada beliau. :)
BalasHapusmet hari ibu mbak, smoga kita bisa merayakan hari ibu setiap hari setiap waktu :)
BalasHapusso deep..
BalasHapus:'(
Ibu, i love yoouuuuuuuuu :*
Ibu memang segalanya... I love U mom..
BalasHapuskapan2 mampir ya,..
http://silklone.blogspot.com