Apakah waktu kecil Aku di sayang seperti anak itu ?
Anak itu membatku iri, dia berjalan tanpa rasa bersalah, melompat dan berteriak sesukanya sambil merengek manja kepada ayahnya. Aku bahkan lupa bagaimana aku harus mengenali wajah ayahku, Ia menghilang saat aku belum benar-benar mengingatnya. Catatan penuh air mata ini mulai kuteruskan dengan umpatan-umpatan penuh kasih sayang. Aku membencinya tapi aku juga begituuu merindukannya.
Pertanyaan bodoh, kata Ideot, sering kali kulemparkan kepada ibuku, Aku Anak Siapa ?
Ah.. Bahasaku bodoh sekali. Aku dengar ibu adalah Orang yang gak berguna, Suka mabok, keluar malam dengan laki-laki tak jelas, Dan akhirnya ia membawaku dalam perutnya sendiri, Aku Anak Siapa ?
Kenapa aku haru menanggung sebuah derita yang tak pernah kulakukan. Ingin durhaka kepada Ibuku, Agama Melarangnya, tapi ibuku seenaknya saja menanam benihku tanpa ku tahu siapa ayahku ?
Aku juga gak tau, Apakah ibuku menyayangiku, atau hanya terpaksa merawatku.
***
Hanya sebuah fiksi belaka.. Kita tak pernah tau takdir apa yang akan Allah berikan kepada kita. Bagaimana setiap kejadian kecil adalah sebuah batu untuk melompat untuk yang lebih besar. Jika tak ada kerikil, sebuah Istana tak akan berdiri kokoh dan tegap. Kita hanya berusaha untuk berfikir Bagaimana harus menjalani Hidup, Bukan Dari mana kita berasal dan bagaimana kita harus hidup. Hal yang sia-sia karena masalalu tak akan pernah di rubah, sampai kapanpun.
Hari senin yang sangat ngaco, saya terlihat begitu ideot, dan sangat berani. Jangan tanyakan dari mana Asal kita, Tapi Tanyakan Mau Kemana kita ?
Dan Sudahkan hari ini kita berterimakasih dan mengucap I Love You Mom. Untuk semua kebaikannya, dan Untuk kebaikan yang telah ia bawakan kepada kita hingga kita dewasa. dan kita masih saja sering melupakanmu Ibu. I'm Sorry Mom, I'll love you and May Allah Bless u Forever!
wah kisah yang inspiratif banget nih..
BalasHapussalut buat penulis, saya tidak tahu ini kisah sebenarnya atau hanya sebuah artikel saja!
tapi keren deh pokonya.
wah aku ga tau kamu anak sapa
BalasHapussoalnya waktu kamu lair aku ga liat nyun
Amiin..(untuk do'anya)
BalasHapusIngin berterima kasih dan sedikit membalas jasa-jasa Ibu adalah hal yang paling ingin saya lakukan,, keinginan yang terkadang membuat saya termenung sedih,, karena Ibu sudah tidak ada lagi... :::
kita tak akan pernah punya kekuatan untuk bisa merubah takdir masa lalu, yang lebih mungkin kita rubah adalah Masa Depan, tentunya semua itu dengan seizin-Nya...
salam silaturrahmi mbak... :)
Hihi...tulisannya mengingatkanku pada postingan tentang seorang ibu yang tidak tahu apa2 tentang anaknya,...well. karena sibuk bekerja...
BalasHapussemoga kita senantiasa disayang ibu kita..sampe bisa ngeblog gini jasa siapa coba?
Blognya keren .. tukeran link yuukkk
BalasHapusSaya suka sedikit memanggil mama dengan kata mam.hahaha
BalasHapusrasanya itu lebih akrab dan tanda sayang saya sm beliau :)
wuih.... tentu saja ibu itu sangat berharga... saya juga pengin beruca "I love you Mom "
BalasHapusAku ya suka bingung kok Nyun..aku ini anaknya siapa.
BalasHapusAnaknya Krisdayanti apa anaknya Paramitha Rusadi ya?
Mereka sih suka ngaku-ngaku..
Hei perasaan kemarin saya sudah menabur komeng dsini deh mba nyu -_-
BalasHapuskok gak muncul2 yak ?
tuyulnya gak setuju yak ?
atau kemarin itu error =="
ane support blog ente, :D bagus mbak.
BalasHapusinul coba nulis di koran siapa tau di muat. . .bisa di koran surya ini alamat email e harian.surya@gmail.com
BalasHapuskalo nulis dikoran, aku mauk rubrik apa ya.. hihih . makasih ya Etz perhatian dan sarannya :)., insyaAllah kapan kapan di coba :)
BalasHapusbeli koran surya baca di halaman 19 ada rubrik namanya warteg( wartawan warga negara ). rubrik itu khusus buat pembaca yang ingin menuliskan pengalamanya.
BalasHapus