Hidup ini memang tidak mudah menurutku, segala keinginan tak semuanya dapat terpenuhi, hasrat tak selalu gampang untuk di dapat, dan segala kehendak tak akan menjadi menu yang harus ada tanpa berusaha, tidak seperti itu kehidupan ini. semuanya membutuhkan proses dan perjalanan panjang, seperti bayi yang tumbuh, tak langsung menjadi seorang dewasa, yang mengerti segalanya, tak langsung menjadi seorang yang pandai bicara tanpa ada kesalahan sebelumnya, butuh proses dan waktu yang selalu bertambah.
mulai dari tengkurap, merangkak, berdiri, berjalan dan belajar berlari, seorang bayi tumbuh menjadi seorang yang lebih mengerti, seperti itulah kehidupan yang aku lalui. Seumpama aku adalah seorang bayi yang bisa memilih, aku ingin langsung berlari tanpa belajar berjalan, itu hal yang menyenangkan dan penuh keajaiban menurutku. namun aku tak mungkin bisa melakukan semua itu, aku juga sering gagal, jatuh, dan terseok untuk mendapatkan semua yang kuinginkan, tapi sebisa mungkin aku menghadapinya dengan senyum kelegaan seraya meyakinkan hatiku sendiri "ini belum saatnya Nuel, ini sebagian dari perjalanan, yakinlah.. dengan ini kamu akan kuat untuk menjadi seorang yang lebih baik!", kata yang harus berada di otakku untuk bisa lebih mengenal dunia yang sebenarnya.
Waktu berumur 4 tahun, aku udah masuk sekolah dasar, menuntut ilmu di tengah hutan sumatera utara, berjalan jauh tanpa mengenakan sepatu, hanya sebuah sandal dari kayu buatan bapak dengan japit dari karet ban, inuel kecil berjalan dengan bapaknya, melewati hutan yang panjang, naik turun hutan. mungkin itu tak layak di sebut sekolah, namun disanalah pertama kali aku mengenal pendidikan, aku mengenal huruf "a", aku mengenal angka "1", disanalah kehidupan pendidikanku dimulai tapi aku tak mengerti untuk apa ini semua susah payah kulakukan.
inuel kecil tak tau menau dengan gunanya pendidikan, dia ngga’ tau sama sekali. dia hanya menuruti kata ibu bapaknya, bukan karena kepandaian yang membawanya kesana, dia hanya "terpaksa" melakukannya sungguh jauh dari harapan orang tuaku, yang ingin anaknya pandai meski berada di tengah hutan belantara. selama ini aku menganggap orang tuaku ngga’ peduli sama pendidikanku, karena saat bersekolah di Madrasah Tsanawiyah selesai aku udah ngga’ di sekolahin lagi, karena itulah aku menjudge orang tuaku ngga’ peduli sama pendidikanku, jujur hati ini marah kepada mereka, kenapa aku ngga’ di sekolahin ?, nyatanya aku mampu untuk melanjutkan, toh aku juga ngga’ bego-bego amat, hal itu selalu berkecamuk dalam fikiranku.
namun setalah aku mengingat masa kecilku itu, waktu malam tiba bapakku tak kenal lelah mengajariku membaca, mengeja a, b, c, dengan kemampuan alakadarnya, mengajakku belajar dengan penerangan lampu minyak tanah, inuel kecil manut saja dengan tetap dalam keadaan terpaksa, tak jarang aku menangis saat disuruh belajar, tapi aku terus membaca apa yang bapak suruh, kalo aku belom mampu membacanya, aku dimarahi, di bentak bahkan dipukul ringan demi mampu membaca kalimat yang pendek itu, begitu besar pengorbanan orang tuaku untuk mengajariku sebagai “seorang yang tak gampang menyerah dan selalu berusaha. karena seringnya aku "terpaksa untuk belajar, saat itu aku mendapat juara kelas aku bisa membuat orang tuaku bangga. waktu itu pikirku;
“kalo udah juara dua pasti ngga' disuruh belajar lagi, kan aku udah pinter "
dasar anak kecil bodoh, ilmu setinggi apapun kalo ngga’ terus dipelajari juga ngga bakalan jadi pandai, seperti pisau yang selalu di gunakan untuk memotong tanpa diasah, lama kelamaan dia akan menjadi tumpul dan akhirnya ngga’ di butuhin lagi. tapi mana tau aku dulu dengan analogi seperti itu, aku ngga pernah tau, fikirku cuma bebas dari belajar malam hari yang sering kali aku menangis karena ngambek sama bapak.
tapi semua itu berubah ketika aku telah beranjak dewasa dan mengerti bahwa orang tuaku bukan ngga’ peduli sama pendidikanku, melainkan tak mempunyai biaya untuk menyekolahkanku. saat itu aku berjanji pada diriku sendiri, hal ini ngga’ akan terjadi untuk adhek lelakiku, hal ini tak akan pernah terjadi sama dia. biaya menghalangiku untuk mampu mengasah ilmu yang kumiliki, biaya yang memutuskan aku dengan pendidikanku, dan karena biayalah aku ngga bisa seperti teman seusiaku, terus bersekolah dan menuntut ilmu.
aku selalu menagis jika melihat teman-teman sebayaku membicarakan kuliahnya, dan membicarakan masalah pendidikan, selalu aja ada air mata yang ngga’ sopan nyelonong seenaknya sendiri di pelupuk mata ini, entah.. banyak hal yang kurasakan saat kata "pendidikan" masuk ke otakku, ada banyak hal yang terproses dengan sendirinya hingga air mata ini mengalir tanpa kuminta, aku yang terlalu cengeng atau memang hal itu menyedihkan bagiku ya...?
makanya kalo ada yang Tanya ama aku;
“Kamu kul dimana ?”
aku jawab aja ngga’ pernah sekolah, kayaknya aku nyimpen dendam ama yang namanya sekolah, dendam nyi pelet :D.
Sekarang apakah aku menyesali semua itu ?
tidak! justru dengan kehidupan yang seperti ini aku mampu membentengi diriku lebih kuat menahan semua terjangan Ombak yang tak terduga dalam kehidupanku, umur 14 tahun aku sudah pisah dari orang tuaku, pergi kesurabaya hanya untuk satu tujuan, aku harus bisa menyekolahkan adhekku dan bukan biaya alasannya, aku harus mampu. semua hal yang tak kudapatkan harus bisa di dapat oleh adhekku, Allah selalu tau dengan kehidupan hambanya. dan aku selalu percaya, aku mampu melakukannya, aku mampu berdiri dengan kaki kecilku untuk membuktikan kalau aku bisa, dan aku yakin akan cita-citaku yang tak mampu kujalani sendiri.
Di surabaya aku kursus di sebuah yayasan, tepatnya di daerah darmo deket patung kuda, hanya itu yang kuingat karena waktu itu aku masih terlalu bodoh untuk mengenali semua, aku juga heran kenapa aku begitu berani datang kesurabaya sendirian dan menemui orang orang yang tak kukenal sebelumnya. melalui kertas kecil yang bertuliskan alamat sebuah yayasan, yang tak lain adalah kartu nama aku begitu berani dengan mereka yang mungkin bisa saja jahat sama aku, menjualku atau menyuruhku "bekerja" diluar pikiranku *kira-kira kalo dijual laku berapa ya haha...
tapi aku hanya inget pesen ibuku;
" Ndok, hati hati ya, selalu berfikir baik dengan orang yang kamu temui, selalu berprasangka baiklah dengan semua orang yang ada disekitarmu, Insyallah Allah akan menjagamu, Allah akan selalu bersama prasangkamu, dan Mak'e akan selalu mendoakanmu. sebenernya mak'e ngga’ tega membiarakanmu pergi dan hidup sendiri di kota orang, tapi mak'e ngga’ bisa melarang atau menyuruhmu, semua terserah kamu, do'a mak'e akan selalu bersamamu dan semoga allah selalu menjagamu”.
seraya mengecup keningku saat aku berpamitan mencium tangannya. tentu saja beliau bicara dengan bahasa jawa, orang desa ngga' biasa make bahasa indonesia, malah di ketawain dan dikira sombong oleh tetangga,padahal sebenarnya aku juga pengen nggaya kayak orang-orang kota lo :-P.
saat itu aku naik bemo yang membawaku keluar dari Desaku Wonosalam menuju Terminal Mojoagung, tapi saat itu aku ngga’ tau kalo itu terminal,setauku ya aku turun disitu terus aku naik bus ke Terminal Purabaya, Surabaya. Tapi dulu aku mengenalnya dengan Terminal Bungur Asih *sekarang masih tetep bungur asih juga kayaknya hehe*, dulu malah aku ngga’ tau nama terminal itu apa. Sudah bisa di tebak kalo orang ngga’ ngerti dan baru di kota orang lain pasti kebingungan, hal itulah yang aku rasain, dengan secarik kertas ditangan bertuliskan alamat dan No telepon, tujuanku adalah wartel, waktu itu aku masih belum punya Hp, duit dari mana buat beli. Dengan nomer telepon itu berharap ada seseorang dari pihak yayasan menjemputku.
Untung saja aku ngga’ sampe di culik sama orang jahat *mana ada orang mau nyulik bocah tengik kayak aku, yang ada mereka malah bangkrut ntar, makanku kan banyak :D. selang beberapa waktu, seseorangpun datang membawaku ke yayasan tersebut, satu dua hari aku hampir saja ngga’ betah tinggal di yayasan tersebut, pasalnya udara yang panas, air yang ngga’ semurni di Wonosalam, dan berkumpul dengan banyak orang adalah hal yang benar-benar baru untuk anak kecil sepertiku, amat sangat aneh. Tapi hidup bukanlah untuk menyerah dan mundur balik kebelakang alasan itu akan membuatku menyia-nyiakan hal yang seharusnya kuhadapi dan terus berusaha sampai aku mendapatkan apa yang aku inginkan, Mungkin saat itu hatiku berkata dengan mengacungkan kepalan ke atas menantang langit Dunia Baru Siapa Takut! *byuh sombong.
dengan penuh keyakinan dan menekan semua Egoku, akhirnya aku mampu juga bertahan. Selama 3 bulan aku berada di yayasan itu dengan belajar menjadi seorang Ibu dadakan, tapi kayaknya orang-orang thu mengenalnya dengan sebutan Baby Sitter. Eh bener kan aku nulisnya :D.
suatu hari ada seorang dokter yang membawaku naik mobil Avanza Silver miliknya, jujur ya baru kali itu aku naik mobil bagus, pas nyampe di rumah si Bos Jln Manyar Rejo, Surabaya aku masuk angin, ngga’ lucu banget, abisnya thu si Bos baru nyalain AC gede banget, aku kan ngga’ biasa kena AC, katrok ya :-P. belom apa apa dah masuk angin, untung aku bukan tipe orang yang pendiem *cerewet kok untung* , sa’at itu dengan luguku aku bilang sama Bos Baruku yang belum aku kenal sama sekali wataknya,
“ma’af pak, saya masuk angin dan pusing“ kata ini termasuk Bodoh apa polos ya.. [saat itu aku belum tau kalo si bapak itu seorang doker] lalu beliau masuk ruangan, keluar-keluar bawa obat seplastik, lengkap ama petunjuknya, dari situ aku tau kalo beliau seorang dokter.
Disitu pertama kali aku hidup dengan keluarga yang bukan keluargaku sendiri, keluarga yang asing dengan status “bekerja” dan disitu aku memulai kehidupan seorang diri, percayalah kawan, hidup ikut orang itu ngga’ enak, harus mampu menjaga sikap sebaik mungkin, tau diri, berperilaku baik dan yang paling utama adalah jujur. karena dengan jujur itu, secara tidak langsung aku menjaga diriku dan menjaga semua perbuatanku, satu lagi adalah berusaha membangun sebuah kepercayaan, karena harga sebuah kepercayaan amat sangat mahal di banding oleh apapun.
Sikap-sikap itu yang selalu kujaga sampai sekarang, hidup di rumah orang memang ngga’ ada enaknya sama sekali, bukannya tinggal sama orang tua juga rumahnya orang lain, beda kale.. kalo di rumah si Emak mah enak, selalu mengedepankan perasaan dibanding dengan logika, kalo tinggal di rumah orang lain terutama tempat aku bekerja, Si Bos lebih mengutamakan Logika dan keadaan yang ada, dan apa yang ia lihat dibandingkan dengan naluri, itulah yang sering aku rasakan, itu sebabnya akau akan menjaga pekerjaanku dengan baik, seperti menjaga diriku sendiri.
Tapi semua itu masih sanggup aku tahan sampai sekarang, sudah beberapa kali aku pindah tempat tinggal, dan aku menemukan karakter yang berbeda-beda setiap penghuni rumah yang aku tempati, semuanya tak terasa berat untukku, karena keinginan ini telah mendarah daging dalam otakku dan membakar fikiranku untuk tetap yakin dan berusaha bahwa aku mampu dan aku bisa.
“ya allah.. berilah hamba keteguhan hati, kekuatan batin, rasa percaya diri, berkeyakinan yang teguh, istiqomah, dan selalu mengharapkan Ridhomu disetiap hal yang hamba lakukan, bimbinglah hamba selalu berjalan dalam kebaikan, kerendahan hati, kelapangan dada dan tanam dsn patenkan fikiran hamba untuk tak kenal menyerah, berilah hamba dukungan, bukalah mata-mata yang membutakan atau memang pura-pura tak tau dengan ilmu, serta izinkanlah hamba menjalani kehidupan ini dengan rasa bersyukur atas semua yang telah Engkau berikan kepada hamba. serta berilah Keridhoanmu kepada Adhek, Orang tua, dan orang-orang yang menyayangi hamba, amin..!
Mulai detik ini dan seterusnya, citaku akan kubuktikan, tanpa mengeluh aku terus berusaha, terkadang jiwaku lelah sekali dengan hidup ini, aku bahkan pernah putus asa! Namun aku hanyalah manusia biasa, rasa yang kuinginkan hanya sebuah perasaan yang ikut andil mewarnai hidupku, dan segera pergi pada saatnya tiba, aku janji mereka tak akan kubiarkan berlama-lama memasung otak, jiwa dan fikiranku lalu melumpuhkannya, ini bukan kehidupanku dan aku ngga’ ingin semua harapanku hanya akan menjadi kuburan basah yang semakin menyakitkan oleh tangis orang didekatnya, kehidupanku akan kuperjuangkan, akan kubuktikan bahwa aku mampu menjalani ini semua, aku mampu berdiri dengan kakiku, dan aku akan mendapatkan dukungan dari orang yang paling aku sayangi, Adhekku.
Aku bangga punya dia, karena kemaren dia telah membuktikan kepadaku, nilainya jauh lebih baik dari sebelumnya, nilainya membuatku bangga, dan aku tau ini hanyalah sebuah awal kehidupan, ini hidup yang baru akan kumulai. aku ngga’ akan menunggu siapapun untuk memberikan dukungan kepadaku, aku ngga’ akan menunggu sampai aku kaya, aku ngga’ akan menunggu sampai aku berani, aku ngga’ akan menunggu sampai itu semua terjadi, merekalah yang harus menungguku untuk menjemput cita-citaku tercapai, karena kehidupan ini adalah milikku, aku adalah sutradaranya, aku yang menentukan, dan selamanya aku ngga’ akan pernah menjadi siapapun untuk menjalani Hidup ini!
*****
Thanks to Mba Anazkia dan Denaihati.com karena udah bikin kontes Berbagi kisah Sejati yang hebat ini. kita ngga’ pernah tau apa yang akan terjadi, kita hanya ada untuk menjalani dan wajib berkeyakinan. akhirnya aku bisa juga nulis sepanjang ini, ngga’ kerasa bok kalo dah hampir sekereta api gandengan :D.
beneran dulu SD gak pake sepatu.. ?
BalasHapusPengalaman ya Luar Biasa. Ada bnyak Pesan yang saya tanggkap disini.
BalasHapusTetap Semangat, Semoga Sukses dengan Kontesnya ya Neng..
wah, dari kecil sampe besar nih, klo dibumbui latar2 cerita, bisa jd novel nih nuel....
BalasHapusmoga menang lombanya nuel, semangat!!!!
BalasHapushi nuel..salam dari seberang...
BalasHapushidup ini penuh likunya, penuh warna warninya..moga setiap apa yg mendatang menjadikan kita lebih tabah dah lebih kuat... =)
semangat nuel..kamu pasti bisa mewujudkan citamu...
BalasHapuskeberhasilan seseorang g cuma dipengaruhi dari faktor pendidikan aja kok.. banyak juga orang-orang yang sukses meski tanpa pendidikan yg cukup, tapi mereka punya keinginan yang keras dan mau berusaha untuk hidup lebih baik lagi...
gud lak ya buat kontesnya.. :D
lagi pada demam kontes SEO kisah sejati.... banyak blogger curhat :))
BalasHapus@ Kakve : iya, soalnya rumahnya di tengah hutan, jauh banget ama yang namanya pasar, bener bener hutan hikz..
BalasHapus@ cak Embun : thanks ya ^_^
@ Mas Roel : bumbuin gih haha
@ Mba Farah : salam kenal juga mba, makasih banyak mba :)
@ Ieyaz : amin... makasih ya ^_^
wah, moga menang ya, nuel
BalasHapusajiiiib
BalasHapusmoga menang ya nuel
@ roel
pake bumbu yg sedep yah ^^
Luaaaar biasa..! sebuah perjalanan hidup yang dilakoni penuh perjuangan, itu telah membuktikan kalo mba Inuel adalah sosok wanita yang kuat dan tahan banting ( sumooo..kali yang tahan banting...he..he )
BalasHapusSemoga sukses kontesnya....
HI INUEL...
BalasHapusmakasih kerna suidi menjengah ke blog saya...
kamu singgah ke blog yg ini ya..bukan yg lagi satu itu hehehe
http://crystal-of-heart.blogspot.com/
wah.... ceritanya ngena ke ati mbak....
BalasHapusbagus deh....
aku boleh ikutan kontes berbagi kisah sejati..???
Subhanallah...
BalasHapusKehidupan itu, memang bukan kebetulan. tapi, adakalanya ada yang serupa dalam kisah hidup kita. Kalau Mbak, umur 13 tahun dah mulai merantau, jadi PRT :)
Makasih yah, neng. :) semoga berhasil mencuri hati juri. Ada sebagian yang kalimatnya nggak fokus :), terus gramatikal bahasanya, ada beberapa yang nggak kena. Tapi, percayalah, gramatikal bahasa tidak mengurangi isi cerita. Semoga kisahnya mengandungi hikmah untuk yang lain. Mbak jadi pengen nulis kisah Mbak juga :) *bukan untuk diikutkan, tapi, untuk berbagi aja.
Eh, mendingan kita nulis novel ajah :)) ;)) =))
Mbak copas linknya, Mbak kirimin kejuri, yah... *love u, Inul* larak-lirik, ada yang lihat nggak wekekeke... :P
mbaa... baguus.. ^________^
BalasHapuslho kok ada lambang di hack gini ya?!?!?!?!
BalasHapussiapa sih yang tega buat kayak gini!!
BalasHapussyukur.. akun blognya dah balik.. keep blogging.. :)
BalasHapusHueeeeebbbbbaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaatttttttttttttttttttttttttttttttttttttt.
BalasHapushe..he..he.....
Inget dulu pas SD.
Yang lain udah saling berebut pada pulang, sampai-sampai pintu mau roboh karena satu kelas numpuk di pintu.
"someone" yang sebenarnya GUANTENG, malah tetap setia di bangku duduknya.
Hingga semua anak pulang, dan gurupun hendak keluar kelas. Sang Gurupun penasaran, lalu menghampiri dan bertanya, "Loh kamu koq masih di sini ?".
Diam.... tak ada jawab. Si anak hanya menunduk memaku tatapannya pada ubin yang di pijak kakinya. Matanya sembab, lalu tanpa bisa ditahan meneteslah air matanya.
Sang Guru kian penasaran, " Kamu kenapa ??? "
..... lalu lirih diantara isak klecil tangis tertahan," Saya e-ek di celana pak ".
GUBRAKKKKK.... !!!! dan Sang Gurupun pingsan.
( endingnya bohong ).
kisah orang lains elalu bisa menjadi hikmah bagi yg lain. dan kisah diatas luar biasa , penuh warna dan penuh inspirasi. jadi pingin ikutan kontes sayang saya ngga bisa nulis yg panjang panjang..hehe
BalasHapusayo semangat nyunnnnnnnnnnn
BalasHapuslife is full of struggle
yg kena hack dah bagus balik ya?
BalasHapusApakah blognya sudah kembali Dek..?
BalasHapusSubhanallah,ada banyak ibroh yg bisa kita dapat dari kisah ini. Terima kasih sudah mau berbagi,terima kasih sudah 'memberi' pelajaran yg sangat berharga buat kami..
Sukses untuk semuanya ya Dek, juga kontesnya ^_^
Alhamdulillah... bisa kesini lagi.. :D
BalasHapusNuel, kisahnya di atas luar biasa lho.
Banyak pelajaran yg aku dapatkan dg membaca kisahmu yg berliku.
Semoga adik dapat menggapai cita2nya dan meraih keberhasilan ya..? Amin.
Kisah yg menyentuh. Semoga menang ya Nuel.. :D
BalasHapusada yang mengalami lebih parah darimu nul......percayalah km bukan yang terburuk...justru km lah yang bisa bangkit setelah semuanya km alami, seseorang di luar sana telah kehilangan semangatnya dan merasa menyerah....mungkin dia tidak bisa melakukan hal sebaik dirimu....mungkin juga dia tidak sanggup.....maaf baru ngomen nul.......keasikan YM sih ahahaha
BalasHapuskeren keren nuel .
BalasHapusdi buat film nuel, hahah . . :)
keep spirit nuell, dan yakin bahwa semua yg ada di sekitarmau sayang sama kamu . . :)
Syukur Nyun, akunya dah balik
BalasHapusdari kemarin aku pengin komen soal masa kecilmu
hampir sama dengan aku
kalo dirimu gak pake sepatu
aku gak pake baju
kalo dirimu suka menangis
aku suka mengais
melas ya...
hehhee
jangan marah dengan komen yang engga penting dan engga nyambung ini ya
aku cuma pengin menghibur
biar dirimu ngga tegang sehabis dipermainkan orang melalui blog..
aku cuma seorang anak fakir miskol..
(memelas...)
Perjalanan hidup kaka ternyata berliku dan penuh banyak rintangan yah *adooh bahasanya!*
BalasHapusSemangat kak! hadapi dunia! :D
Selamat Nul atas kembalinya blogmu, dan kisah diatas semoga bisa menang ya :)
BalasHapusapik ceritane nul, semua itu pertanda kasih sayang Allah padamu...btw kalau penilaian lomba ini berdasarkan bobot tulisan dan "aura" yg terasakan, menurutku ini layak menang :)
BalasHapuslagi berkunjung nih...maklum saja masih pemula..
BalasHapuskunjung balik ya..makasih...
http://rosyadsyauqi.blogspot.com/
kisah yang menggugah hati..
BalasHapushidup memang berat ya? tapi kmu dah mengispirasi banyak orang bahwa dengan usaha dan tekad yang kuat semuanya bisa kita gapai, kmu sudah menyadarkan orang orang termasuk q sendiri bahwa hidup kita ga pernah disutradarai orang lain melaikan diri kita sendiri jadi tergantung gimana kita mau buat ceritanya...
BalasHapusgood luck buat kmu....semoga semua harapan tak jadi sia sia...