Benarrr sudah bisa ditebak dari sebuah penerimaan, hati yang lapang dan keridhoan yang luar biasa.
Kadang, saya terlau egois bahwa hidup ini hanya untuk mencari hal-hal duniawi yang saya yakini bisa membuat diri ini bahagia, salah satunya adalah uang.
Nyatanya, uang akan hadir dan pergi dengan sendirinya sesuai dengan kebutuhan kita. Uang bakan bisa mengubah banyak hal yang ngga kita snagka-sangka. Dari sangat baik menjadi sangat sangat angkuh dan sombong.
Saya jadi teringat kata suami kepada anak-anak, bahwa hidup ini itu cuma nunggu waktu sholat doang, nggak ada yang lainnya. Secara nggak sadar, bakan yang kita tunggu-tunggu ini jadi ha yang kita remehin. Kok bisa bisanyaa...
Uda hampir satu tahun ini, saya belajar banyak sekai tentang sebuah penerimaan. Mulai dari berperang dengan hati sendiri dan meyakinkan diri bahwa semua akan baik baik saja, Takdir Allah adala yang terbaik, sampai mengorek kesalahan diri sendiri yang mungkin terlupakan.
Kemaren, Ustadzah menyampaikan..
Ketika kamu mendapatkan takdir yang baik, maka itu adalah rahmat dari Allah. Namun ketika kamu mendapatkan takdir yang buruk, maka itu datang dari dirimu sendiri. Dan peringatan itu adalah bentuk sayangnya Allah kepada kita agar tidak kebablasan dan kembali mengoreksi diri.
Namun meskipun begitu, ketika kita sudah mulai bisa menerima dan mengakui semua kesalahan-kesalahan kita, kita dilarang untuk minta disegerakan balasan buruk, melainkan... pengampunan dari Allah dan taubatan Nasuhah adalah hal yang harus kita minta dan lakukan.
Ya... sekarang, apapun takdirnya.. akan saya pelajari cara penerimaannya. Daripada terus bertanya "Why Me?" saya akan lebih mencari jawaban tentang "Apa yang sudah kulakukan sampai Allah menegurku?" Karena saya yakin, saking sayangnya Allah kepada kita, maka kita nggak akan dibiarkan begitu saja.
Jadi... ending dari sebuah penerimaan itu hanyalah kebahagiaan dan kelegaan hati juga bagaimana harus keras berjuangnya kita dalam mencari ridhonya Allah.
Posting Komentar
Posting Komentar